Aku Ingin Hijau

Green Center di Kawasan Pondok Indah. Sangat baik tapi masih banyak prioritas lain.

30 Juni, 2007 at 23:17 3 komentar

Akhir-akhir ini pemerintah Jakarta lagi sangat peduli pada lingkungan. Mulai dari pembangunan taman kota di berbagai kawasan, sungai ciliwung yang akan dibersihkan karena waterway jakarta, sampai sekarang ada konsep Green Center di Pondok Indah.

Idenya adalah, Kawasan Pondok Indah yang memiliki total luas 400 ha akan menyisihkan 42 ha sebagai areal Green Center dengan titik pusat Mal Pondok Indah. Beberapa hal yang akan dilakukan adalah seperti pembangunan areal pejalan kaki selebar 6 meter yang dipercantik dengan pepohonan, dimana ini akan dilakukan tanpa mengambil luas jalan, tetapi develper akan mengambil lahan mereka, seperti areal parkir mal. Mereka juga akan menanam pohon di berbagai lokasi di mal, terutama taman atap gedung di seluruh areal Pondok Indah hingga yang berbatasan dengan Lebak Bulus.

Saya sangat mendukung konsep ini dan apabila bisa berjalan dengan sukses, maka daerah lain pun akan ikut serta. Bila konsep ini bisa berjalan, maka orang akan lebih banyak jalan kaki dibanding mengendarai mobil di daerah itu. Terlebih lagi, dengan areal hijau yang luas, developer juga bisa menaikkan nilai jual daerahnya. Diharapkan semua elemen yang ada di Pondok Indah akan bervisi ramah lingkungan.

Tetapi mengapa Pondok Indah dahulu? Apa tidak bisa lokasi yang lebih memerlukan tempat jalan kaki? Saya rasa karena kebanyakan penduduk daerah Pondok Indah adalah masyarakat elite, maka akan sulit juga untuk membuat mereka berjalan kaki daripada naik mobil, apalagi mereka biasa memakai supir juga, jadi urusan mencari parkir yang susah kan bukan problem mereka. Tingkat masyarakat elite akan sulit merubah diri dari naik mobil menjadi berjalan kaki, walaupun sudah enak dan banyak pohon. Memang kalau mereka ke luar negeri pasti harus jalan kaki, tetapi disini dengan fasilitas supir dan mobil sendiri, ngapain juga kan menyusahkan diri sendiri.

Bagaimana dengan daerah lain yang lebih membutuhkan? Masyarakat kelas menengah ke bawah Jakarta jumlahnya sangat banyak, dan mereka sangat menggantungkan diri ke transportasi umum, berjalan kaki atau naik motor. Merekalah yang memerlukan daerah pejalan kaki, karena merekalah penggunanya. Saya baru saja kena macet habis-habisan di daerah Jembatan Lima/Jembatan Besi karena ada pasar malam dimana ratusan orang berjalan kaki menyusuri para pedagang pasar malam yang mengambil satu jalur jalanan. Akhirnya karena tidak ada tempat untuk berjalan kaki, yah jalanan juga dipakai.

Jauh lebih banyak daerah masyarakat kelas bawah dibandingkan kelas elite. Tetapi pemerintah kita kalau mengerjakan daerah kelas bawah lebih tidak kelihatan dibandingkan mengerjakan proyek di kawasan elite. Padahal dari sisi keperluan saja sudah salah. Kalau kita lihat Jakarta dari Google Maps, daerah elite sangat kelihatan jelas karena lebih banyak hijaunya, kalau kita lihat daerah lain, yang mungkin merupakan 80% dari seluruh areal Jakarta, kita hanya melihat atap-atap rumah saja yang berhimpitan. Kalau sempat anda harus lihat sendiri, sehingga bisa tahu prioritas pelestarian lingkungany yang sebenarnya.

Kalau kawasan elite hanya sedikit saja dari seluruh areal Jakarta, untuk apa mengurusi daerah ini dahulu? Lebih baik pemerintah kota Jakarta memikirkan daerah padat penduduk yang untuk kebun saja sudah tidak cukup. Bagaimana dengan pelestarian lingkungan dan taman kota untuk mereka?

Entry filed under: Berita Lingkungan, Berita Lingkungan Lokal.