Posts filed under ‘Sehat Hijau’
Cara Sederhana Redakan Batuk
Disadur dari preventionindonesia.com
Kondisi cuaca yang sedang tidak menentu akhir-akhir ini, kadang panas kadang hujan, tak jarang membuat sistem kekebalan tubuh kita menurun. Dan penyakit flu dan batuk adalah ‘tamu’ yang paling rutin mampir. Memang ada banyak cara yang bisa ditempuh untuk menyembuhkan batuk, dan salah satunya berasal dari dapur kita sendiri. Jahe.
Ketika gejala batuk datang, Joe Greadon, Ph.D., ahli pengobatan alami menganjurkan kita untuk meminuman wedang jahe. Kandungan shogaols dalam jahe tergolongan ampuh dalam meringankan gejala batuk.
Resepnya : Ambil jahe sebesar ibu jari, lalu parut. Masukkan ke dalam cangkir, lalu tuang dengan air mendidih. Diamkan selama 5 menit dan saring. Tambahkan sedikit madu bila suka. (Christina/Astrid Anastasia)
Khasiat di Balik Tanaman Hias
Disadur dari: kebonkembang.com
INDONESIA merupakan negara yang dikenal memiliki keanekargaman hayati. Dari sekian juta tanaman yang dapat tumbuh di Indonesia, banyak di antaranya yang dimanfaatkan sebagai tanaman hias. Tanaman hias memiliki keindahan, baik pada bunga, daun maupun pada keseluruhan bagian tanaman. Tanaman hias ini umumnya digunakan orang untuk meningkatkan kenyamanan hidup serta menciptakan lingkungan yang bersih dan segar.
Beberapa jenis tanaman hias memiliki fungsi ganda, yaitu selain sebagai tanaman hias juga sebagai obat untuk beberapa penyakit yang lazim ditemukan di kalangan masyarakat. Manfaat masing-masing tanaman hias tersebut tidak sama karena kandungan di dalamnya juga berbeda. Dengan kandungan yang berbeda tersebut, dapat dibuat ramuan obat yang berasal dari satu tanaman atau dari beberapa tanaman.
Ramuan obat ini dibuat dengan cara yang sederhana. Jika digunakan sesuai aturan, ramuan ini tidak akan menimbulkan efek samping. Di bawah ini dipaparkan beberapa tanaman hias yang dapat digunakan untuk ramuan obat. (lebih…)
Singkong, Semua Bagiannya Bermanfaat Lho ?
Mendengar kata singkong yang dalam bahasa Inggrisnya disebut Cassava, kita pasti langsung teringat umbi yang bentuknya memanjang, serta salah satu ujungnya meruncing. Singkong dikenal dengan sebutan ketela pohon atau ubi kayu yang termasuk tumbuhan umbi akar.
Singkong merupakan pohon tahunan tropika dan subtropika yang dapat ditanam sepanjang tahun. Bagian yang dimakan dari tanaman singkong selain bagian umbi atau akarnya juga daunnya, biasanya dimanfaatkan untuk ragam masakan.
Kandungan Gizi dan Manfaat
Umbi singkong merupakan sumber energi yang kaya karbohidrat namun sangat miskin akan protein. Sumber protein yang bagus justru terdapat pada daun singkong karena mengandung asam amino metionin.
Selain umbi akar singkong banyak mengandung glukosa dan dapat dimakan mentah. Rasanya sedikit manis, ada pula yang pahit tergantung pada kandungan racun glukosida yang dapat membentuk asam sianida.
Umumnya daging umbi singkong berwarna putih atau kekuning – kuningan, untuk rasanya manis menghasilkan paling sedikit 20 mg HCN per kilogram umbi akar yang masih segar dan 50 kali lebih banyak pada umbi yang rasanya pahit. Pada jenis singkong yang pahit, proses pemasakan sangat diperlukan untuk menurunkan kadar racunnya.
Umbi singkong tidak tahan simpan meskipun ditempatkan di lemari pendingin. Dalam hal ini umbi singkong mudah sekali rusak, ditandai dengan keluarnya warna biru gelap akibat terbentuknya asam sianida yang bersifat racun bagi manusia.
Singkong banyak digunakan pada berbagai macam penganan, mulai dari kripik, kudapan, sayuran hingga tape. Bahkan bisa juga dibuat tepung singkong yaitu tepung tapioka yang dapat digunakan untuk mengganti tepung gandum, tepung ini baik untuk pengidap alergi.
Memilih dan Mengolah Singkong
Penganan singkong seakan tak pernah habis. Ada saja kue – kue yang bisa dibuat dari singkong. Nah untuk membuat penganan dari singkong kita harus pandai memilih dan mengolahnya. Anda bisa memilih dan mengolah singkong yang bisa dilakukan dengan beberapa cara ini :
- Kupas kulit singkong dengan kuku Anda. Lihat warnanya, konon yang warnanya kekuningan lebih
baik daripada yang putih. - Patahkan sedikit ujungnya, perhatikan baik – baik, kalau ada bagian yang membiru sebaiknya
jangan dipilih. Singkong yang telah lama disimpan memang cenderung mengeluarkan noda biru atau
hitam yang diakibatkan enzim poliphenolase yang bersifat racun. - Banyak orang memilih singkong dari tanah yang membungkusnya. Kalau tanahnya belum kering
berarti berarti singkongnya masih baru, pasti belum ada noda. - Saat diolah singkong harus dicuci bersih untuk menghilangkan tanah yang menempel di umbi
singkong. - Setelah itu singkong bisa dikupas. Cara mengupasnya cukup mudah, kerat saja bagian tengahnya
singkong secara memanjang, lalu tarik bagian yang terkelupas hingga lepas sama sekali dari singkong. - Cuci kembali singkong supaya bersih. Apabila belum diolah, rendam singkong terlebih dahulu
agar warnanya tidak berubah. Yang mesti diingat, singkong adalah umbi akar yang teksturnya
cukup keras, sehingga apabila akan diubah menhadi penganan musti diolah terlebih dahulu
seperti dikukus atau diparut. - Apabila singkong hendak dihaluskan seperti untuk membuat getuk, sebaiknya pengukusan singkong
harus dilakukan hingga benar – benar empuk. Untuk menghaluskannya bisa menggunakan garpu atau ditumbuk dalam cobek (batu lumpang). Yang mesti diingat, singkong sebaiknya dihaluskan selagi masih panas. - Nah, dari tanaman singkong ini Anda bisa berkreasi untuk menjadikan hidangan yang menarik.
Daun singkong untuk sayuran, sedangkan umbinya Anda bisa mengolahnya untuk camilan, cake, - puding, roti atau berbagai hidangan lezat lainnya. Selamat mencoba.
Disadur dari blog Singkong Kingkong
Makan pagi sehat ala pangan asli Indonesia
Nasi, roti dan mie adalah favorit kita untuk makan pagi terutama untuk masyarakat yang tinggal di perkotaan. Namun sebenarnya ada begitu banyak makanan alternatif baik untuk makan pagi maupun siang dan malam. Tetapi kenapa saya tekankan makan pagi, karena kebanyakan kita bisa makan pagi di rumah, atau bawa dari rumah. Tetapi makan siang dan malam belum tentu. Selain itu acara makan pagi di akhir pekan bisa menjadi acara keluarga yang baik untuk mengenalkan makanan sehat khas Indonesia kepada keluarga kita.
Beberapa contoh adalah Ubi Cilembu Madu bakar, Jagung manis rebus atau bakar, Ubi jalar goreng, Kentang rebus, Pisang Goreng dengan tabur meisyes coklat, Kacang goreng, Singkong rebus atau goreng, dan lainnya. Bisa juga kita makan gado-gado atau ketoprak tetapi nasi diganti dengan jagung atau singkong.
Dengan mengganti makanan pokok kita dengan bahan alternatif selain nasi, maka kita pun dapat membantu negara kita mencapai swasembada pangan dan juga mengembangkan industri umbi-umbian.
Please”, Jangan Bergantung pada Nasi…
Disadur dari Kompas.com
JAKARTA, KOMPAS.com — Dalam momen peringatan Hari Pangan Sedunia atau World Food Day 2010 yang jatuh pada tanggal 16 Oktober, pemerintah bersama sejumlah institusi terkait kembali mengangkat tema “Kemandirian Pangan untuk Memerangi Kelaparan”. Peringatan melalui seminar internasional yang menghadirkan berbagai pemangku kepentingan digelar di Hotel Borobudur, Kamis (21/10/2010).
Sekretaris Menteri Koordinator Kesejahteraan Rakyat Indroyono Soesilo mengatakan, pemerintah membagi strategi memerangi kelaparan dalam langkah-langkah jangka pendek serta jangka menengah dan panjang. Namun, menurut dia, pemerintah sangat berkonsentrasi dengan upaya diversifikasi pangan sebagai bagian dari langkah jangka panjang.
“Ini yang selalu kami ulang. Kita punya banyak sumber karbohidrat yang lain, jadi tolong jangan terlalu bergantung pada nasi. Kita punya ubi jalar, singkong, kalau dimakan dengan lauk yang lain, juga tinggi proteinnya,” ungkapnya dalam bahasa Inggris.
Indroyono mengatakan, Indonesia memiliki setidaknya 77 bahan makanan lokal yang mengandung karbohidrat yang hampir sama dengan nasi sehingga bisa dijadikan substitusi. Oleh karena itu, gerakan diversifikasi pangan sebetulnya tidak terlalu sulit. “Sulit kalau tidak ada kemauan kita bersama. Apalagi kalau dulu, Maluku, misalnya, sudah terbiasa makan sagu, sekarang bergeser ke nasi,” tambahnya.
Menurut Indroyono, pemerintah sudah menggalakkan sejumlah gerakan untuk mengganti konsumsi nasi dan gandum dengan makanan-makanan seperti roti dan mi berbahan baku lokal, seperti dari ubi jalar, sagu, dan singkong. “Kalau kita mau memiliki ketahanan pangan, kita harus mengarahkan semua itu lokal. Karena kalau enggak, kita enggak kuat dan bergantung pada impor. Gandum kan impor,” ujarnya.
Link ke artikel serupa:
Bagaimana kualitas jajanan di sekolah anak anda?
Ilmu pengetahuan mengenai penyakit, kesehatan dan gizi sudah semakin berkembang dan mendapatkan penelitian yang dapat membuktikan bahwa asupan makanan yang kita makan sehari-hari akan berdampak pada penyakit yang mungkin tidak kita rasakan saat kita kecil, tetapi akan lebih terasa pada saat kita sudah semakin berumur.
Mengapa kalau kita lihat orang tua jaman dahulu bisa terlihat segar dan sehat? Banyak yang diteliti seperti di Jepang pun ternyata karena kebiasaan makanan sehari-hari. Buku-buku mengenai pencegahan penyakit pun bersumber pada makanan yang bergizi dan bermutu.
Tetapi kita sering lupa bahwa seperti juga kita pada saat kecil jajan di sekolah, anak-anak kita pun jajan di sekolah tanpa adanya kontrol dari orang tua. Padahal makanan pada saat pertumbuhan itu adalah sangat penting. Jajanan tersebut dapat mengandung bahan-bahan yang tidak sehat dan malah mematikan, tetapi karena kandungannya sedikit maka efeknya pun tidak langsung. Kadang kita hanya takut bahwa jajanan jalanan itu berpenyakit karena banyak lalat, cara penyimpanan yang tidak baik, penanganan perangkat makan seperti piring dan sendok yang kotor, penjual yang sehabis menerima uang langsung memegang makanan, dll. Ternyata makanan saat ini banyak mengandung bahan berbahaya seperti pewarna untuk tekstil, formalin, dan zat pengawet lainnya. (lebih…)
Karikatur Air Mineral
Sebenarnya karikatur ini memang lebih ditujukan kepada masyarakat yang tinggal di negara Amerika dimana air kran disana itu sudah memenuhi syarat untuk dapat diminum. Akan tetapi, penjualan air botol mineral tinggi sekali hingga disebutkan 28 milyar botol per tahun yang tentunya memerlukan banyak sekali energi dan sumber daya untuk menghasilkan begitu banyak air mineral botol.
Untuk kita di Indonesia, tentunya air kran kita tidak dapat diminum, tetapi tentunya pembelian air mineral botol pun harus dikurangi. Sebenarnya air isi ulang pun sudah sangat layak minum, tetapi kadang kita maunya air minum yang bermerek, walaupun secara kesehatan adalah sama. Selain itu paling tidak kita harus mengurangi pembelian air minum dalam botol dan lebih baik mengisi kembali botol minum kita dari air minum mineral dalam galonan.
Dengan mengurangi pembelian air mineral dalam botol, kita juga mengurangi sampah botol plastik dan bila dapat mengurangi konsumsinya maka lingkungan kita akan lebih baik.
Sehat Pangkal Hijau
Kesehatan bagi setiap orang adalah hal nomor satu yang perlu dipertahankan. Banyak orang yang bilang biar kaya kalau sakit-sakitan tidak bisa menikmati. Apalagi biaya kesehatan sekarang itu mahal sekali. Tetapi juga biaya untuk merawat diri agar sehat pun sekarang cukup tinggi. Kalau kita tidak mau makan di pinggir jalan alias amigos (agak minggir got sedikit) maka pengeluaran kita pun bertambah. Apalagi kalau kita maunya makan yang segala organik dan bermerek.
Tetapi bila kita bisa me-maintain diri kita agar selalu sehat akan bisa menghemat biaya dan pada akhirnya juga lebih ramah lingkungan alias hijau.
Kalau kita membayangkan konsekuensi dari gaya hidup yang tidak sehat membuat kita sakit maka saat sakit kita akan mengeluarkan begitu banyak uang untuk biaya obat, dokter, rumah sakit, biaya kendaraan yang mengantar kita kemana-mana, hingga kertas tissue, kapas, suntikan, dan segala macam peralatan yang digunakan untuk mengobati kita. Makanan pun saat sakit akhirnya harus yang sehat juga sehingga jadi lebih mahal.
Kalau kita lihat lagi rantainya, maka setiap obat pun harus diproduksi dengan bahan baku untuk obat, kapsul, pengemasnya hingga lalu diproduksi dan di kirim sehingga rantai ini pun sudah begitu mahal dan menghasilkan pencemaran lingkungan. Begitu pula semua aksesoris kedokteran yang dipakai. Apalagi sekarang banyak dari alat-alat tersebut adalah barang disposable seperti sarung tangan, suntikan, masker, dan lain-lainnya. (lebih…)

















Komentar Terbaru