Panen Belimbing
26 Januari, 2008 at 20:46 7 komentar

Tadi sore panen belimbing memetik sendiri. Cuma punya satu pohon belimbing tapi hasilnya wah lumayan banget. Ini pun cuma diambil yang sudah matang. Sisa yang belum matang atau terlalu tinggi untuk diambil masih banyak.
Ini dia asiknya kalau punya pohon buah di rumah. Bisa di pot, bisa di halaman rumah. Yang penting niat dulu aja. Kalau sudah begini juga untuk makan sendiri kebanyakan, jadi hari Senin bakal ada bagi-bagi belimbing gratis nih di kantor.
Ayo rame-rame menanam pohon buah. Dijamin asik pas panen!
Entry filed under: Tanaman Bermanfaat.
7 Komentar Add your own
Tinggalkan Balasan
Trackback this post | Subscribe to the comments via RSS Feed
1. evelynpy | 27 Januari, 2008 pukul 10:01
Memang amat asik memanen buah dari pohon yang ditanam sendiri di pekarang rumah lho!
Aku sudah puas memanen beberapa kardus mangga yang langsung dipetik dari pekarangan rumah. 🙂
2. miaomiao | 21 Februari, 2008 pukul 16:20
Waah senang banget bisa punya pohon buah. Halaman gw cuma muat tanaman yg akarnya gak gede2.
Pohon buah selain manfaat buah, daunnya yg banyak juga nyerap polusi. Gw suka prihatin sama orang2 yg miara tanaman hias mahal2, ditaruh di pot2 besar di atas tanah yg dibeton, sehingga penyerapan air berkurang. Sayang kan lahannya gak bisa nabung air. Padahal kalo sambil miara tanaman kita biarkan lahan terbuka hijau, hobi tanaman kita jadi berfungsi ganda, toh?
3. omyosa | 27 Maret, 2008 pukul 07:38
MARI KITA BUAT PETANI TERSENYUM KETIKA DATANG PANEN
Petani kita sudah terlanjur memiliki mainset bahwa untuk menghasilkan produk-produk pertanian berarti harus gunakan pupuk dan pestisida kimia. NPK yang terdiri dari Urea, TSP dan KCL serta pestisida kimia pengendali hama sudah merupakan kebutuhan rutin para petani kita.
Produk ini dikenalkan oleh pemerintah saat itu sejak tahun 1969 karena berdasarkan penelitin bahwa tanah kita yang sangat subur ini ternyata kekurangan unsur hara makro (NPK). Setelah +/- 5 tahun dikenalkan dan terlihat peningkatan hasilnya, maka barulah para petani mengikuti cara tanam yang dianjurkan pemerintah tersebut. Produk hasil pertanian mencapai puncaknya pada tahun 1985-an pada saat Indonesia swasembada pangan. Petani kita selanjutnya secara turun temurun beranggapan bahwa yang meningkatkan produksi pertanian mereka adalah Urea, TSP dan KCL, mereka lupa bahwa tanah kita juga butuh unsur hara mikro yang pada umumnya terdapat dalam pupuk kandang atau pupuk hijau yang ada disekitar kita, sementara yang ditambahkan pada setiap awal musim tanam adalah unsur hara makro NPK saja ditambah dengan pengendali hama kimia.
Mereka para petani juga lupa, bahwa penggunaan pupuk dan pengendali hama kimia yang tidak terkendali, sangat merusak lingkungan dan terutama tanah pertanian mereka semakin tidak subur, semakin keras dan hasilnya dari tahun ketahun terus menurun.
Tawaran solusi terbaik untuk para petani Indonesia agar mereka bisa tersenyum ketika panen, maka tidak ada jalan lain, perbaiki sistem pertanian mereka, ubah cara bertani mereka, mari kita kembali kealam.
System of Rice Intensification (SRI) yang sedang digencarkan oleh SBY adalah cara bertani yang ramah lingkungan, kembali kealam, menghasilkan produk yang terbebas dari unsur-unsur kimia berbahaya, kuantitas dan kualitas hasil juga lebih baik, belum mendapat respon positif dari para petani kita, karena walaupun hasilnya sangat menjanjikan, tetapi sangat merepotkan petani dalam budidayanya.
Petani kita karena sudah terlanjur termanjakan oleh system olah lahan yang praktis dengan menggunakan pupuk dan pestisida kimia, sangat berat menerima metoda SRI ini. Mungkin tunggu 5 tahun lagi setelah melihat petani tetangganya berhasil menerapkan metode tersebut.
Atau mungkin solusi yang lebih praktis ini dapat diterima oleh para petani kita; yaitu “BERTANI DENGAN POLA GABUNGAN SISTEM SRI DIPADUKAN DENGAN PENGGUNAAN PUPUK ORGANIK NASA”. Cara gabungan ini hasilnya tetap PADI ORGANIK yang ramah lingkungan seperti yang dikehendaki oleh pola SRI, tetapi cara pengolahan lahan/tanah lebih praktis, dan hasilnya bisa meningkat 60% — 200% dibanding pola tanam sekarang.
Semoga petani kita bisa tersenyum ketika datang musim panen.
AYOOO PARA PETANI DAN SIAPA SAJA YANG PEDULI PETANI.
SIAPA YANG AKAN MEMULAI?
KALAU TIDAK KITA SIAPA LAGI?
KALAU BUKAN SEKARANG KAPAN LAGI?
GUNAKAN NASA UNTUK BERTANI BERBAGAI KOMODITI.
HASILNYA TETAP ORGANIK, KUALITAS DAN KUANTITAS MENINGKAT.
omyosa,
papa_260001527@yahoo.co.id
4. Tigor Panggabean | 22 Juni, 2008 pukul 06:57
buah belimbing akan lebih besar hasilnya kalau dibungkus pakai kertas karbon. Jika tidak ada kertas karbon pake kertas bungkus semen. atau bisa beli ditoko trubus, kain pembungkusnya yang bisa digunakan berulang-ulang. pupuknya tai kambing + kompos buat sendiri dari keranjang takakura..
5. hafis | 16 September, 2008 pukul 00:09
gi mana sih caranya biar buah belimbing kaga mudah busuk dan daging buahnya tebal dan besar. soalnya q nanem di rumah berbuah selalu busuk dan buahnya kecil walaupun sudah di bungkus dan gi mana cara ngilangin lalat buah. makasih banyak
6. sugianto | 9 Mei, 2009 pukul 11:07
salam kenal, semoga ada faedahnya
7. dendi hermawan | 20 Februari, 2010 pukul 01:01
aku ingin belajar bertani,karena aku ingin jadi petani