Dampak Perubahan Iklim Terhadap Makro Ekonomi
3 Agustus, 2008 at 05:59 5 komentar
Disadur dari situs Bank Indonesia
Gubernur Bank Indonesia, Boediono, membuka seminar internasional “Macroeconomic Impact of Climate Change: Opportunities and Challenges” di Nusa Dua, Bali yang berlangsung pada tanggal 1 dan 2 Agustus 2008. Seminar yang digagas Bank Indonesia bersama dengan ADB, UNDP, GTZ, IMF, dan USAID ini membahas dampak perubahan iklim terhadap makro ekonomi. Studi dari Stern (2006) melaporkan bahwa Pendapatan Domestik Bruto (PDB) global dapat turun sampai 1% akibat iklim yang ekstrim. Hal buruk yang dapat terjadi adalah pendapatan perkapita dapat turun hingga 20%. “Perubahan iklim akibat pemanasan global mempengaruhi sisi permintaan dan penawaran barang dan jasa yang pada gilirannya membawa dampak terhadap perekonomian”, tandas Gubernur Bank Indonesia, Boediono, pada pembukaan seminar.
Seminar yang diikuti oleh pimpinan bank sentral dari 5 negara, para duta besar, perwakilan instansi pemerintah terkait, perwakilan lembaga internasional, akademisi, analis institusi keuangan, perbankan, dan perwakilan lembaga penelitian ini, akan menjadi ajang berbagi pengetahuan terkait isu perubahan iklim dan dampaknya bagi makro ekonomi. Selain itu seminar akan mencoba menguraikan peluang dan tantangan dari dampak perubahan iklim, serta strategi untuk beradaptasi terhadap perubahan iklim dan mitigasi pemanasan global. Lebih jauh, seminar juga akan mendiskusikan implikasi perubahan iklim tersebut terhadap kemiskinan dan upaya mengatasinya.
Dengan memperhatikan dampak perubahan iklim terhadap ekonomi, Bank Indonesia berharap berbagai pihak terkait dapat mengambil langkah-langkah terinterigrasi untuk menentukan strategi dalam membangun kesinambungan perekonomian. “Melakukan semua persiapan ini dengan baik, bukan saja melengkapi kesiapan kita dalam mitigasi dampak perubahan iklim global, tetapi juga menginspirasi kita dalam membangun makroekonomi dan keuangan yang stabil”, lanjut Boediono.
Jakarta, 1 Agustus 2008
Direktorat Perencanaan Strategis
dan Hubungan Masyarakat
Entry filed under: Berita Lingkungan Lokal, Fakta Lingkungan.
5 Komentar Add your own
Tinggalkan Balasan
Trackback this post | Subscribe to the comments via RSS Feed
1. sidikprasojo | 3 Agustus, 2008 pukul 06:24
Iklim Investasi dan ekonomi juga lebih berpengaruh…
Jika dilakukan analisis…wuhhh…perusahaan-perusahaan besar penyumbnag polusi yang cukup besar..(ngaku hayo)
MAnajemen cinta lingkunghan mestinya nggak cuman maksro ekonomi tapai mikro wajib diikutsertakan…
2. Iip | 11 Agustus, 2008 pukul 09:04
Yang relevan dengan Indonesia, barangkali sektor pertanian yang (bakal) mengalami perubahan. Sektor pertanian berkontribusi besar dalam perekonomian indonesia.
Mungkinkah orang miskin akan bertambah? Sebagian orang miskin tinggal di pedesaan, dan pedesaan menjadi tulang punggung kegiatan pertanian…
3. Taufiq | 25 Agustus, 2008 pukul 10:57
Apakah dampaknya hanya sekedar makro ekonomi ? Bagaimana dengan mikro ekonomi ?
Tampaknya perubahan iklim ini harus segera diantisipasi. jangan malah keasyikan dengan seminar-lokakarya-perencanaan peraturan-sosialisasi-penyulusan dan duerrr….waktu habis sudah.
Tumpukan wacana sudah bejibun.
4. adrijani | 30 Agustus, 2008 pukul 08:51
Betul, the so-called diskusi dan sosialisasi sudah saatnya diimplementasikan dalam TINDAKAN NYATA.
Perubahan iklim tidak sebatas berdampak pada ekonomi makro, ekonomi mikro pun terpengaruh, antara lain dengan bertambahnya biaya untuk memenuhi kebutuhan energi, kelangkaan bahan baku, yang selanjutnya berdampak pada penghematan di bidang SDM (aka makin banyak PHK).
Bonanza minyak tahun 70an memang telah membuat manusia menjadi manja, hingga di milenium baru kita disadarkan bahwa kehidupan tidaklah segemerlap yang kita pikir.
5. zakki | 26 Juni, 2010 pukul 15:51
thanks infonya