Repair: salah satu R yang sering terlupa…
25 September, 2011 at 16:26 Tinggalkan komentar
Kenapa banyak barang-barang import maupun lokal yang cukup berkualitas harganya mahal? Selain bahan yang bisa lebih baik untuk kesehatan, mungkin Environmentally Friendly, juga adalah service center yang dimiliki oleh merk tersebut. Hal ini terutama untuk barang-barang elektronik yang mungkin saking cepat rusak akhirnya bisa disebut sebagai Disposable Goods, atau kalau rusak, lebih murah beli baru daripada diperbaiki.Padahal dengan membuang dan beli baru (istilahnya di Lem Biru/Lempar Beli Baru), tentunya sampah yang dihasilkan akan banyak sekali.
Hal ini sungguh disayangkan karena kebanyakan dari barang-barang elektronik tersebut bisa hampir dipastikan menggunakan bahan plastik yang bila dibuang sulit terdaur ulang.
Barang-barang ini tidak ada patokan khusus apakah ini barang lokal, impor atau buatan negara tertentu. Yang paling penting untuk diperhatikan adalah bila barang tersebut memiliki service center. Barang lokal belum tentu punya service center, apalagi barang impor. Kalau mau bicara negara, belum tentu semua barang dari negara Cina jelek karena beberapa merk sudah mendunia, tetapi bagaimana dengan service centernya? Kalau ada service center, baik untuk merk apapun, kita harus tahu jangkauan dari tempat tinggal kita. Kalau kita tinggal di Balikpapan dan service center hanya ada di Jakarta, ya biaya kirim juga sudah mahal. Jadi merk-merk yang memiliki service center yang tersebar akan lebih baik.
Sayangnya hal mengenai service center kadang tidak menjadi daya jual utama dari para penjual. Kadang kita harus tanya dulu apakah ada service center. Kalaupun ada, kadang sudah tidak beroperasi lagi. Jadi kita harus benar-benar mengetahui. Itulah mengapa kita membayar beberapa merk lebih mahal walaupun banyak juga barang mewah yang malah tidak ada service center karena hanya import barang saja, akhirnya ya dibuang juga.
Saya sendiri memiliki pengalaman dimana saya ada barang lokal rusak, ada service center dekat rumah, akhirnya bisa berfungsi kembali sudah 3 tahun terakhir. Satu lagi adalah barang merk import, tetapi cukup ternama. Pada saat beli kita tidak tanya sama sekali soal service center, dan pada saat barang itu rusak, tentunya kita sudah berpikir untuk beli baru, tetapi setelah cari tahu ternyata ada service centernya dan biaya service serta sparepartsnya juga murah sekali.
Kalau untuk handphone, kadang handphone kita buang bukan karena rusak tetapi karena out of fashion atau gak gaul lagi. Padahal handphone tersebut masih bagus. Handphone rusak pun kalau kita bawa ke pusat penjualan handphone seperti di Roxy atau lainnya kemungkinan besar bisa diperbaiki.
Jadi inti dari artikel ini, bila ada akan membeli barang, ingat (selain menawar kembali harganya):
- Apakah ada service center? Kalau perlu coba telepon dan tanya apakah mereka ada stok spareparts atau perlu waktu untuk import.
- Tanya cabang-cabangnya, apakah ada yang dekat rumah anda. Kalau jauh, pasti anda akhirnya malas perbaiki dan beli baru.
- Berapa lama masa garansi berlaku?
- Apakah ada service ke rumah?
Entry filed under: Daur ulang, Produk Hijau, TeknoHijau. Tags: Repair, service center.
Trackback this post | Subscribe to the comments via RSS Feed