Dewi Motik, Makan Sagu pun Kenyang
2 Agustus, 2011 at 18:01 Tinggalkan komentar
Disadur dari sinartani.com
Menurut wanita yang suka sagu ini banyak wanita di daerah yang kreativ dan inovatif. Sayang suara mereka tak terdengar. Dari kecil saya sudah dibiasakan oleh ibu saya memakan sagu Ambon. Sagu Ambon sudah menjadi kesukaan saya untuk menggantikan nasi, perut saya kenyang juga lho, ujar Dewi istri dari Pramono Soekasno. Ketua Umum Kongres Wanita Indonesia (Kowani) Dr. Dewi Motik Pramono, Msi. wanita yang memiliki segudang aktifitas ini menghimbau masyarakat, agar setiap hari Senin mulai mencoba menganeka-ragamkan pangan di luar beras seperti sagu, jagung, ubi-ubian atau aneka pangan lainnya. Saya di kantor mulai membiasakan meniadakan nasi untuk hari Senin, agar lingkungan di kantor mulai bisa menganekaragamkan konsumsi panganannya, imbuh wanita kelahiran Jakarta 10 Mei 1949 ini. Bukannya tidak suka nasi, saya sangat doyan nasi, karena tidak ada pilihan. Selama bertahun-tahun sekolah di Amerika saya tidak tergantung pada nasi. Lama-kelamaan saya membiasakan dan mulai meminta anak dan cucu kalau makan saya selalu mengajarkan kembali untuk mengkonsumsi panganan asli Indonesia, ada sorgum, singkong, yang lebih enak dari kentang, ujarnya seraya mengajarkan anak dan cucunya. Saya terharu ketika bertemu dengan tokoh dari Kepulauan Buru yang meminta tolong agar disampaikan kepada anggota DPR untuk pulau mereka yang penduduknya hanya 250 ribu, yang wanitanya telah melestarikan satu pohon yang menghasilkan sejenis tepung, namanya hotong makanan pokok di pulau itu yang biasa dimakan dengan ikan dan sayur-sayuran, kata ibu dari artis Moza Paramita ini pada Sinar-Tani saat ditemui di acara gerakan satu hari tanpa nasi di Kementerian Pertanian RI. Dewi menambahkan, menurut ahli gizi produk pulau Buru itu tidak kalah gizinya dari bahan pangan lainnya, ujar Dewi yang lulusan S1 seni rupa, Florida International University, Miami, USA. Mereka hanya minta dikunjungi, ditengok, dan minta dibantu agar produk yang dihasilkan para wanita yang sangat terkucilkan itu dapat dipasarkan, katanya.
Entry filed under: Lingkungan Rumah, Tanaman Bermanfaat.
Trackback this post | Subscribe to the comments via RSS Feed