Kereta Api, Paling Hemat Dari Semua Moda Transportasi
3 Juli, 2007 at 07:39 30 komentar
Kereta api di Indonesia sudah ada sejak tahun 1864. Sudah lebih dari 100 tahun berkarya tetapi kelihatannya kinerja pun tidak membaik. Malahan tahun ini saja sudah begitu banyak kecelakaan.
Padahal kalau ditilik dari sisi lingkungan, kereta api adalah moda transportasi yang paling hemat, malah 10x lipat lebih hemat energi dari pesawat terbang. Kereta api bisa mengurangi lebih dari 70% bahan bakar yang diperlukan dan bisa mengurangi sampai 85% polusi dibandingkan pesawat terbang. Untuk jarak dekat, pesawat terbang jauh lebih boros, seperti untuk jarak Jakarta-Bandung.
Memang karena Indonesia adalah negara kepulauan, kita pun harus menggunakan banyak moda transportasi yang sangat boros seperti kapal laut dan pesawat terbang. Akan tetapi PT. KAI juga harus membenahi diri karena pulau-pulau kita pun tidak kecil sehingga untuk jarak-jarak antar kota di Jawa, Sumatera dan Kalimantan harus mulai diberikan alternatif dengan kereta api. Kereta bukan hanya dapat membawa penumpang dengan banyak dan cepat, tetapi juga membawa barang, kontainer, ternak, hasil tambang, hasil perkebunan, dan lainnya dengan cepat dan murah.
Untuk liburan bersama pun bisa lebih menyenangkan dan berguna untuk anak-anak karena dengan naik kereta api mereka bisa merasa lebih dekat dengan alam serta mengenal kehidupan masyarakat secara lebih menyeluruh sehingga akan membentuk jiwa yang lebih baik, tidak hanya dari kota ke kota dengan pesawat terbang. Dengan ini pun kita bisa banyak mengajarkan anak dari alam yang mereka lihat seperti sawah, ladang, pedesaan, dan lainnya. Terlebih dari itu, naik kereta api bersama bisa menciptakan suasana keluarga yang lebih akrab karena jika kita menyetir mobil, akan sulit untuk berkonsentrasi kepada anak kita.
Untuk itu, pemerintah harus memberi kesempatan lebih banyak kepada pihak swasta untuk dapat mengelola kereta api kita sehingga bisa semakin kompetitif dan memberikan pelayanan yang lebih baik kepada masyarakat baik untuk penumpang maupun barang. Sekarang Kereta Parahyangan Jakarta-Bandung harus bersaing dengan kendaraan Trans Jkt-Bdg yang begitu banyak sehingga mereka pun menurunkan harga hingga Rp. 30,000 dan bisa mendapatkan naik 10x gratis 1x dan dipesan beberapa hari sebelumnya. Untuk komuter tetap hal ini sangat baik, kompetitif dan lebih nyaman karena tidak terkena macet yang dialami oleh banyak orang ketika pulang ke Bandung pada hari Jumat sore.
Saya juga sangat setuju dengan pembangunan sarana kereta api yang akan menghubungkan Tanjung Priok dengan rel kereta api sehingga pengangkutan kontainer akan lebih efisien dan murah. Mudah-mudahan juga nanti impian jalur kereta api ke Bandara Soekarno-Hatta bisa terlaksana. KRL juga harus terus dibenahi sehingga bisa semakin terintegrasi dengan moda transportasi lainnya seperti Busway. Kereta jarak menengah seperti ke kota-kota komuter terdekat seperti ke arah Bogor, Depok dan Tangerang juga harus terus diperbanyak dan diperbaiki agar semakin nyaman dan banyak orang bisa lebih memilih naik kereta api ketimbang membawa mobil sendiri. Pada akhirnya, bila kereta api bisa lebih terintegrasi, alhasil kemacetan di Jakarta pun bisa lebih teratasi.
Lalu bagaimana dengan kota lain? Kalau kita bandingkan dengan pesawat terbang, Kereta Api sebenarnya bisa lebih kompetitif karena untuk hubungan antar kota dengan jarak yang relatif dekat bisa lebih cepat seperti Jakarta-Cirebon, atau Cimahi-Padalarang, dan baru-baru ini diresmikan jalur Surabaya-Sidoarjo yang banyak komuter juga. Memang pada akhirnya kita juga mengharapkan hal ini bisa berjalan di Pulau Sumatera dan Kalimantan baik untuk penumpang dan barang.
Ayo maju terus Kereta Api Indonesia.
Entry filed under: Fakta Lingkungan, Hemat Di Jalan.
30 Komentar Add your own
Tinggalkan Balasan
Trackback this post | Subscribe to the comments via RSS Feed
1. tri m s | 19 Juli, 2007 pukul 22:34
wah begitu ya…
klo begitu mulai sekarang saban bolak-balik jkt-bdg naek kreta lagi deh…. 😀
2. Rizka | 27 Juli, 2007 pukul 13:28
Saya setuju. Kereta api memang transportasi yang terbaik mengalahkan jenis transportasi apapun ditinjau dari sisi efeknya terhadap lingkungan. Saya membaca buku Lester Brown “state of the World” dan mengetahui bagaimana cara pandangnya terhadap perkeretaapian yang sungguh diluar dugaan. Ia menggambarkan bagaiman jumlah dan kapasitas penggunaan dan pemborosan yang dapat di eliminir dengan penggunaan kereta api. Sungguh Fantastis angka-angkanya. So kepada yang berkepentingan terhadap nasib bumi kita, cobalah pikirkan lebih dalam lagi untuk menggunakan kereta api sebagai sarana transportasi kita semua.. peace for the environmentalist
3. wahid | 18 Oktober, 2007 pukul 19:13
walaupun diakui mempunyai begitu banyak keunggulan, tapi mengapa kereta api di Indonesia sepertinya di kondisikan agar perlahan-lahan sirna di bumi Indonesia, sudah banyak contohnya, misalnya banyaknya jalur yang ditutup, sementara pembangunan jalan tol digalakkan dimana-mana, nyatanya dengan tol tetap aja macet.
4. dodolipet | 18 Oktober, 2007 pukul 23:01
Saya baru hari ini mendapat cerita mudik dari salah satu teman. Dia bilang lebaran kali ini Stasiun Gambir jauh lebih sepi dari liburan panjang anak-anak. Sungguh enak naik kereta sampai ke Jogjakarta. Total 8 jam, hanya telat 0.5 jam dari jadwal sesungguhnya. Sangat baik bukan? Kita bisa ada cerita teman lain yang naik motor ke Cirebon saja membutuhkan waktu 10 jam. Kenapa tidak naik kereta? Apa jadi gak bisa kelihatan sukses kalau naik kereta? nggak gaya? gak usah pusing lah, yang penting perjalanan aman, cepat dan anak-anak pun sehat. Coba bayangkan kalau naik motor sampai ke Jogya tanpa masker, panas, hujan, dll… dll… Naik motor bisa saja murah, tapi masalah kesehatan bisa lebih mahal.
5. Love Conspiracy | 19 November, 2007 pukul 19:39
Salam kenal dari Surabaya sebelumnya….
anda apa penggemar Kereta Api…
Ato juga lingkungan….
Ga mau ikut C4 t (Children Conference for Climate Change) di Bali?
6. dodolipet | 20 November, 2007 pukul 21:16
Salam kenal juga Love Conspiracy.
Saya penggemar lingkungan aja. hehehe… jadi semua termasuk didalamnya.
Gak tuh saya gak ikutan. yang di Surabaya itu yah.
7. andri | 14 Desember, 2007 pukul 09:39
Termasuk pengguna KA jaman kuliah dulu. Taksaka dan seri Argo masih jaya sampai era penerbangan murah. Tetep pake KA krna gak yakin dgn penerbangan murah sampai klaar kuliah. Beberapa tahun gak naik KA, kemarin naik KA ke Surabaya, Solo dan Jogja kok rada kecewa ya, pelayanannya gak senyaman dulu (pramugari/a kurang senyum), pemberian makan yg terkesan asal, dan toilet yg menyedihkan. Apa gak ada petugas yg khusus urus toilet.
Semoga PT KA galakkan lagi pelayanan kereta api.
8. siklus.org | 23 Desember, 2007 pukul 08:09
Kereta api untuk orang yang mau nyantai. Nyaman sekali naik kereta (jarak jauh) Jkt-Sby jalur selatan, Sby-Bdg atau Sby-Banyuwangi yg lewat perbukitan/pegunungan (daerah selatan Jabar & Jatim), duduk dekat jendela. Tapi kalau anda penggemar uang, atau setidaknya biasa “menjual waktu” anda, pasti berpikir berkali-kali melakukannya – naik pesawat aja, cepat, murah, meriah, gengsi, jatuh tidak ditanggung !!… hehe
9. kris | 28 Desember, 2007 pukul 14:00
Eisenbahn ist beste
(kereta api emang yg terbaik)
Eisenbahn ist sehr bequem
(KA sangat nyaman)
so kita tinggalin hidup berkendara pribadi dan beralih ke Eisenbahn(KA)
10. Prianto | 6 Januari, 2008 pukul 20:33
KA..sekarang udah nggak masUk akaL deH Tarif nYa…!!! Apa lagi uNtuk kelas bisnis, seKrang rat2 tarIf KA bisnis ud teMbus angka 100rb an tPi serVis nYa…??? Uh nGGak deH..
kENapa yaH…???
Sejak 2002 gW ud saY goodbye ma KA keCewa aBiz n ga Realistis giTu Tiketnya…tuK kelas Bisnis n Eksekutif…gW skarang LBih nYaman paKe bis Malam…
Kalo di iTung2 KA itu kan muat pemumpang labih bUanyak sekali jalan minimal bawa 200-300an oraNg..yg pasti BBm nYa ga kebuang2 dong beda ma bis kaLo 200-300an orang harus 4-5 bis, pasti BBm nYa 5 kali lipat tapi kenapa tiketnya jauh lebih mahal dari bis malam . .
Perbandingan aja Bis malam EXE jakarta -Jogja 120rb, Kereta EXE jakarta -Jogja 180rb malah bisa pe 200rb, apa lagi kelas bisnis yg ga pake AC cuM air mineral cup doang aja Senja UT 100rb,, Rata2 Bis malam kelas Bisnis ud pake AC dapet snacK puLa, malah tuk Lorena Atw Rosalia Indah klas ini pun dapet Servis makan, dengan harga jauH lebih murah dari KA, Cum 90rb…
N..Ga ada perbedaan Tarif tuK satU jenis Kereta dGn jarank yanG beda.. CntoH Tuk Jakarta -Madiun, TriF KA BIMA di PukUL rata ma yG ke Surabaya…
Why,, ??? selama iNi kita ga tau tuk Jarak Jakarta-Jogja itu makan berapa Liter Solar…??? N bawa berapa Ratus Penumpang….??? Terus Perbandingan Jumlah solar +Penumpang= ud berapa peNdapatan u/ PT.KAI…
WHY…
11. ardianto | 7 Januari, 2008 pukul 08:03
Prianto menulis
Tanpa maksud promosi, coba baca tulisan saya di sini Pak!
12. dodolipet | 7 Januari, 2008 pukul 12:51
Promosi juga gak apa-apa pak ardianto. kan semakin banyak orang yang tahu makin baik. thx untuk linknya.
13. yadi | 18 Januari, 2008 pukul 11:19
Sorry, saya orang awam mengenai kereta, cuman sebatas pemakai :
1. dulu (10-15) tahun lalu Surabaya-Jakarta: Bima, Mutiara, (apa lagi yach?)
2. sekarang Serpong-THB: KRL Ciujung
@Polusi
Kalau kereta jarak jauh khan masih pakai diesel(?), beda dengan KRL. Berarti masih polusi ya?
@BBM
>> pesawat vs kereta
apakah pemakaian BBM (dihitung dari minyak mentah yang dikonversi jadi solar/bensol) per penumpang lebih irit kereta?
14. mia | 6 Maret, 2008 pukul 14:05
saya setuju dengan wahid, konon katanya kereta api di indonesia sengaja perlahan-lahan dimusnahkan karena kurang memberi banyak “income” buat oknum tertentu. Sedangkan proyek pembangunan jalan tol dan pembukaan trayek transportasi untuk mobil memberikan “income” yang banyak buat oknum tersebut.
15. Sastrowardoyo | 14 Maret, 2008 pukul 23:42
Saya sangat-sangat berharap kepada PEMERINTAH untuk memperhatikan keberlangsungan alat transportasi KERETA API. Tidak usah banyak teori yang dibelakangnya hanya menguntungkan antek-antek penguasa. Seperti menaikkan harga BBM, menambah JALAN TOL, membuat JALUR ini dan itu nyatanya mana…??? yang ada cuma “BANGSA INI MAKIN SENGSARA !!!” gak ada program2 yang berjalan mulus semuanya “G O M B A L…….!!!” Jelas-jelas Kereta Api adalah alat transportasi paling murah, nyaman, termasuk juga ramah lingkungan karena pemakaian BBM nya bisa dibilang OPTIMAL. Kalau masih punya hati nurani akuilah memang Kereta Api ini layak dibuat lebih baik dari segala segi baik itu jalur lintasan, PERAWATAN dan juga pelayanannya. Terima kasih.
16. adiwhy | 30 Maret, 2008 pukul 14:08
betul kalau kereta-api itu moda transportasi yang paling irit dibandingan yang lainya, tapi itu jg tergantung manajemennya juga kan 😀
kebetulan saya ada postingan ttg kereta-api jg nih,
17. andydoanx | 14 April, 2008 pukul 13:13
saya mendukung bagi pemerintah dan khususnya kepada dinas terkait khususnya departemen perhubungan yang selalu meningkatkan kualitas dan kuantitas dari transportasi.
dan yang paling penting dalam menjaga keamanannya..
sukses dan maju terus….
18. PmanAssord | 20 April, 2008 pukul 08:53
Pemerataan pempangunan!!!!
Wilayah sulawesi and luar jawa mohon diperhatikan pembangunannya. Sampe sekarang orang sulawesi belum merasakan nikmatnya naik kereta api…..
19. ferry | 29 April, 2008 pukul 14:16
Naek Argo Bromo Anggrek, hari minggu lalu..
Surabaya – Jakarta @ Rp. 230.000,- (termasuk teh manis + snack)
berangkat pukul 20.30an nyampe di Gambir esok paginya, 07.30 WIB, asyik juga.. bisa tidur. tapi selimut udah dikumpulin tuh pagi2 jam 6 whalah kesian tuh yg masih kedinginan.. 😉
20. mcady | 16 Mei, 2008 pukul 23:19
halo, halo,
tahukah anda-anda bahwa sebagus2nya keunggulan kereta dengan moda lain, ia tetaplah MUSUH BESAR industri otomotif dan turunannya, termasuk bisnis jalan tol.
bikin jalan tol per km ngabisin kira2 30 M. bahkan tol waru surabaya yang baru jadi ngabisin 70 M per km.
sementara bikin rel ka paling cuma 10 M. lebih murah. tapi balik modalnya lama.
itulah sebabnya disini marak jalan tol. lalu gimana kalo nanti tambah macet? ya bikin tol lagi. kok repot amat. tapi kan polusinya tambah parah, bbm tambah boros? EGP ! yang penting keuntungannya besar.
21. rahasia | 13 Juni, 2008 pukul 20:02
kenapa kaga ada kereta yang ada videonya kan asik bila dilihat
22. Jail | 20 Juni, 2008 pukul 11:54
tingkatkan keamanannya tuh. di kereta sring bnyk pencopet!!
23. gunawan | 1 September, 2008 pukul 10:40
saya sgt setuju sekali dgn pernyataan d atas, apalagi sy adalah orang yang menggantungkan hiduo sy pada kereta api, sy tidak bisa membayangkan apa yg terjadi jika kereta tidak ada berapa uang yang harus saya keluarkan untuk pulang pergi rancaekek bandung pp jika tidak ada kereta api.walaupun masih bnyk kekurangan tapi saya yakin PT.KA sedang melakukan pembenahan k arah yg lebih baik.HIDUP KERETA API….HIDUP KRD PATAS…HIDUP KRD EKONOMI
24. nanoe | 14 September, 2008 pukul 16:29
weis.. dari dulu hingga kini ta berubah cuma kereta api…walau sering terjadi kecelakaan, terlambat tapi gapapa ttep MY favourite…
25. bayu | 28 Oktober, 2008 pukul 18:27
aku seneng banget ma kerete api sejak kecil aku ingin jadi bagian dari pegawai kereta api tolong dong kasih tau caranya?
26. Biems | 6 Mei, 2009 pukul 09:10
Kami sangat setuju dengan pandangan anda. Mari kita majukan bersama-sama perleretaapian di negara kita.
27. diah | 11 Juni, 2009 pukul 11:40
pulau sumatera juga donk diperhatikan pembangunannya, masa jembatan semahal suramadu sdh bs dibuat, pulau sumatra masih miskin sarana buat transportasi daratnya…kenapa ya kok timpang kalo buat luar jawa…
kita juga ingin ‘green’ lho…
28. dedey | 10 Januari, 2010 pukul 20:17
saya sngt s7..dg artikel d ats… Krn memg KA adlh alt trnsprtsi yg hemat BBm,..dan mrah jg…..sbgai cth: utk klian yg tinggl d Bturja, bla klian ingn prg k Plembng,klian hny prlu mngocek uang anda sbsar Rp11.000,- ,bndngkn jka anda naik travel yg hrgany Rp40000,- ,kn jauh lbh mrah naik KA .Btul Nggak??????
29. Akang | 13 Maret, 2010 pukul 22:38
Mudah2an Pak Freddy selaku MenHub memikirkan manfaat jangka panjang moda angkutan kereta api
30. Kereta Ekonomi | 6 Juni, 2013 pukul 19:09
Informatif Sist!
Semoga negara punya arah untuk meningkatkan sistem transportasi publik kita, dan tak terus-terusan menyerahkan kebutuhan hidup rakyat ke tangan swasta.