Kalau mau menyelamatkan lingkungan, jangan sisakan makanan
23 Juni, 2007 at 12:06 23 komentar
Kadang kita mau jadi idealis besar-besaran dan ingin menyelamatkan dunia dengan protes soal PLTN, kebakaran/pembalakan hutan, pengerukan pasir dan lain-lain. Padahal menyelamatkan lingkungan itu seperti yang saya berulang-kali tulis dapat dimulai dari hal-hal yang paling kecil dan sering kita abaikan. Salah satunya adalah soal menyisakan makanan kita.
Banyak kan orang asal ambil makanan, akhirnya gak habis. Apalagi kalau lagi makan buffett. Udah kayak gak makan seminggu. Akhirnya gak habis dan terbuang. Kalau sudah ambil nasi kebanyakan biasa lalu bilang, “makan nasi mah dirumah, habisin lauknya aja.” Kebanyakan tidak terpikir konsekuensi dari membuang makanan tersebut.
Saya juga lebih setuju dengan budget airlines yang tidak memberikan makanan, kecuali anda membeli karena memang banyak sekali orang yang makan hanya secuil, asal makan supaya tidak merasa rugi sudah bayar tiket, lalu tidak dihabiskan.
Pembuatan makanan itu sendiri membutuhkan banyak sekali proses, ongkos dan energi. Proses itu dimulai dari menanam bahan baku seperti beras, jagung, gandum, kedelai, sayur mayur serta bahan untuk bumbu seperti jahe, kunyit, bawang, dan lain lain. Pertanian juga membutuhkan banyak energi mulai dari air dan pupuk yang dipakai dan pembuatan pupuk itu sendiri yang lalu membutuhkan bahan bakar minyak dan gas alam.
Setelah dipanen, maka transportasi pun dimulai. Kalau kita makan makanan import, maka transportasi pun bertambah mulai dari truk, kapal laut hingga pesawat terbang untuk bahan-bahan tertentu. Setelah berpindah tangan begitu banyak dan memerlukan hal-hal seperti plastik pembungkus, kardus dan lainnya, maka mulai dijajakan di pasar dan supermarket.
Sesudah kita beli, kita masak dengan menggunakan elpiji atau listrik serta air dimana semua itu pun membutuhkan waktu dan energi. Kalau sekarang setelah disajikan di meja makanan itu tidak kita habiskan, maka banyak sekali energi yang terbuang untuk semua proses itu.
Produksi serta siklus makanan membutuhkan banyak sekali energi dan kita harus bisa menghemat semua itu. Dengan bertambahnya populasi kita, terutama di Indonesia, maka kita bisa kekurangan pangan karena itu kita harus bisa menghemat penggunaan makanan kita.
Beberapa hal yang dapat kita lakukan untuk membantu siklus karbon agar tidak terbuang adalah:
- Jangan sisakan makanan, ambil makanan secukupnya. Jangan lapar mata.
- Buatlah kompos dari makanan sisa untuk kebun anda.
- Belilah sayur-sayuran lokal dan belilah secukupnya.
- Coba tanam sendiri beberapa sayuran dan bumbu dapur.
- Kalau bisa makan sayuran organik yang tidak menggunakan bahan kimia dan pestisida.
Entry filed under: Manifesto Hijau.
23 Komentar Add your own
Tinggalkan Balasan
Trackback this post | Subscribe to the comments via RSS Feed
1. Linda | 12 Juli, 2007 pukul 10:06
Kalo semua warga kita melakukan penghijauan di masing2 rumah maka dunia pasti segar kembali
2. DIdi | 13 Juli, 2007 pukul 09:04
akur…… nanti kalo makan nya nyisa ayamnya mati.
3. Diana Kholida Mr | 16 Juli, 2007 pukul 11:33
OK deh kakak ini adalah cara baru dalam program diet bagoeees
4. Shinta | 25 Juli, 2007 pukul 12:22
nice article and very usefull.. spread the words to safe the world..
5. andri setiawan | 25 Juli, 2007 pukul 14:59
Dear Aku Ingin Hijau .com,
I am very interested with your website and i do concern with environment matter. If there are some activities that you create, can i join with you all guys ? If can, pls reach me at 0856-1009294 or 75001599…
Rgds
Andri S.Ilyas, S.Komp
6. selamatkanbumi | 30 Juli, 2007 pukul 14:31
join me at selamatkanbumi.wordpress.com
i’m interested in saving our planet too
like you and others
7. Tatang Hidayat | 2 Agustus, 2007 pukul 17:12
kini semua orang harus sadar untuk tidak membuang sampah sembarangan dan tidak menyisakan makanan, ayooo gelorakan terus pesan ini
8. elaeliyah | 2 Agustus, 2007 pukul 17:20
aku dukung selalu program berwawasan lingkungan selalu mengedepankan kepentingan masa depan
9. atul | 28 September, 2007 pukul 19:19
Wow…………………… artikelnya…Lingkungan hidup bangetzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzz
10. nhi | 9 Oktober, 2007 pukul 14:17
artikelna kerenz……
ayo dukung selalu gerakan cinta lingkungan hidup…..
jangan biarkan pemanasan global menyerang kita…..
demi kelangsungan hidup kita dan anak cucu kita….
11. pratanti | 20 Oktober, 2007 pukul 16:41
terima kasih atas artikelnya yang sangat bagus ini;
sekalian saya minta ijin untuk nge-link kesini ya…
saya juga tertarik dengan membuat kompos dari sisa makanan kita; itu bagaimana caranya?
12. dodolipet | 20 Oktober, 2007 pukul 17:44
Pratanti, link saja. kan semakin banyak yang tahu lingkungan kita bisa semakin asri. Kompos dari sisa makanan? banyak caranya. kebetulan saya sudah membuatnya di rumah. nanti saya akan buat artikelnya.
13. Sudah bersihkah piring makan anda? « summary | 21 Oktober, 2007 pukul 07:23
[…] dari sebuah blog tentang lingkungan hidup disini, saya seperti mendapat pencerahan untuk membuat sebuah tulisan tentang pentingnya menghabiskan […]
14. rika | 24 Oktober, 2007 pukul 19:58
sesuatu yang ga pernah gua pikirkan sebelumna…tapi website ini bagus banget deh
15. ERI | 13 November, 2007 pukul 12:24
persis ayo bangkit!!!!!!!!!!!!!!!
16. zulfina chusnataini | 22 November, 2007 pukul 14:32
betul sekali kawan, saat ini saya kadang merasa jengkel bahkan sangat jengkel sekali melihat orang yang makan akan tetapi ia tidak mengahbiskannya! coba banyangin apa se susahnya ngabisin segelas nasi ???? eh salah ding! maklum lagi esmosi, maksutnye sepiring nasi yang sudah siap untuk dihabisi,yang dibuat dengan tulus ikhlas hanya untuk menghidangkan SEPIRING NASI
17. Yohannes Donald | 26 November, 2007 pukul 23:03
gw teringat am omongan grandpa ku dulu yg blng “kl makan gak bole sisa, kl gak Tuhan marah.”
mungkn terdengar norak dan berlebihan saat itu, tp perlahan cb gw pahami ap se maksudnya, dan gw dapat kesimpulan bahwa makan itu tidak sekadar beli dan masukin ke mulut (masih mending beli, kadang uda disiapin pembokat; malah pk acara marah kl lama). Tp banyak proses yang dilalui dibelakangnya. Beras dipanen dulu, ikan dipancing dulu, daun teh dipetik dulu, diantar ke pabrik, dibawa ke pasar, ampe mau qta mkn aj harus melalui begitu banyak tahapan, digoreng, direbus, diasapin ampe didandanin am koki.
So, learn from a little thing! Bila kita tahu prosesnya, kita akan semakin bijak.
At last, dengan kita makan tanpa sisa saja kita sudah turut membantu 2 hal: piring mudah dibersihkan dan sisa makanan tidak menyumbat saluran air.
18. hiens | 28 November, 2007 pukul 21:46
goodjob friends…
Gracias
19. murid | 11 Desember, 2007 pukul 18:03
selama ini banyak yang ga ngerti perjuangan nasi itu sampai ke piring kita. semoga makin banyak yang liat web kk dan nyadar untuk terus menjaga lingkungan dari hal yang kecil.
Mis : kalo udah selese pake alat elektronik jgn lupa copot steker dari stop kontak, biar listrik g ngalir percuma.
let’s move foward together for a better living ! ! !
20. simpri | 20 Desember, 2007 pukul 15:48
Yup, bukan cuman nasi yang perlu bersih. Tulang sisa makanan un kalo perlu…tapi buat kucing aja deh kalo yang ini.
21. icha | 3 April, 2008 pukul 08:41
subhanallah… makasih buat artikelnya. great! cara bikin komposnya gimana?
22. Official Blog Melianna Sari » Blog Archive » Cinta Lingkungan | 7 Agustus, 2008 pukul 10:28
[…] Hemat = Seperlunya. Itu adalah slogan lingkungan yang sangat relevan dengan blog ini karena kita walaupun peduli lingkungan tetap mau hidup seperti apa adanya dan tidak perlu susah. Hemat = seperlunya tidak saja untuk makanan tetapi untuk semua konsumsi kita. Salah satu artikel yang nyambung dengan hal ini adalah mengenai “kalau mau menyelamatkan lingkungan, jangan sisakan makanan” […]
23. alisyah | 22 Februari, 2010 pukul 10:08
Segala sesuatu memang harus dimulai dari diri sendiri. terimakasih.