Posts filed under ‘Manifesto Hijau’
Keinginan vs. kebutuhan
Semakin maju dan modern suatu peradaban, maka semakin banyak juga keinginannya.
Keinginan untuk terlihat keren atau cantik seperti juga keinginan terlihat dalam komunitas tertentu menuntut kita membeli barang-barang yang sesuai dan semakin lama bisa semakin banyak.
Saya memang salut dengan gaya hidup sederhana seperti alm. Steve Jobs dan Mark Zuckerberg yang hidup dengan cara yang minimalis. Kalaupun tidak se-ekstrim itu, tetapi ada yang bisa ditiru. (lebih…)
Siap panen hujan. Sekarang!
Kekeringan sudah lama melanda negeri kita. El Nino jadi tumbal sebagai biang kerok. Kebakaran hutan menjadi lumrah karena cuaca panas. Air pengolahan yang jadi asin pun tidak di demo masyarakat. Semua menjadi biasa saja.
Setelah beberapa lama dalam ketidaastian, hujan lambat laun mulai ada. Kota berasap mulai cerah. Kota hujan juga sudah mulai dilanda hujan dan pohon tumbang.
Tetapi jangan sampai lengah. Kekeringan masih terus ada. Air tanah belum sepenuhnya normal. Hujan belum stabil hingga awal tahun depan.
Jadi, panenlah air hujan yang turun, baik ke ember, tandon, resapan tanah, atau apapun. Jangan biarkan air hujan terbuang begitu saja ke selokan. Bercampur dengan air kotor, padahal air hujan itu bisa dipakai untuk hal-hal lain sehingga mengurangi pemakaian air bersih.
Siapkan alat-alatnya. Google kebutuhannya. Jangan sampai menyesal dan menggerutu karena air habis.
Semoga hal kecil ini juga membantu kita semua dalam kekeringan ini.
Soal transportasi publik
Pada hari Sabtu tgl 7 Februari 2015, harian Media Indonesia memberikan sebuah editorial dengan judul “Melepas Predikat Jakarta Juara Macet.”
Disebutkan bahwa Castrol Magnatec Stop-Start Index memberikan predikat juara untuk Jakarta sebagai Raja Macet.
Tentunya hal ini sudah tidak asing lagi bagi kita rakyat Indonesia terutama yang tinggal di Jakarta.
Namun, ada kata-kata yang sangat inspiratif dari editorial tersebut yang ingin saya bagi yaitu
“Kota yang maju bukanlah kota yang penduduk miskinnya mampu membeli mobil pribadi. Melainkan kota yang penduduk kayanya mau menggunakan transportasi publik”
Mudah-mudahan para pemimpin kota dan negara kita ikut mendengarkan, terinspirasi dan dapat memberi harapan untuk transportasi umum yang lebih baik dan digunakan oleh masyarakat dari segala tingkat dan golongan.
1 – 6 – 24
Menurut impatientoptimist.org, sebuah website dari yayasan Bill and Melinda Gates, tingkat persentase dari anak-anak di bawah umur 6 bulan yang mendapatkan ASI (Air Susu Ibu) Eksklusif tetap berada di bawah 40 persen (data dari UNICEF).
Hal yang perlu diingat dari menyusui dengan Air Susu Ibu adalah 1 – 6 – 24.
1 – 6 – 24 adalah mulai berikan ASI pada 1 jam pertama setelah kelahiran, berikan ASI eksklusif selama 6 bulan, teruskan berikan ASI hingga ulang tahun anak yang kedua (24 bulan). (lebih…)
Jakarta kekeringan tanpa kita sadari
Waktu bulan April 2012, kita melakukan jejak pendapat dengan tujuan untuk mengetahui apakah kita sadar akan masalah utama Jakarta. (klik pada link untuk ikut serta dalam jejak pendapat). Antara kekeringan dan banjir, lebih banyak orang memilih banjir sebagai masalah yang lebih besar.
Padahal bila kita tilik lebih lanjut, ternyata masalah yang lebih besar dan mengerikan adalah kekeringan.
Banjir tentunya menyusahkan banyak orang. Tetapi banjir bisa dicari solusi yang mana sudah mulai ada progress dengan dikeruknya sungai-sungai dan perbaikan saluran air.
Saat ini, bukan saja air PAM mati, air waduk kering, air sumur pun habis. (lebih…)
Quote of the day – Go Organic
“If you do just one thing — make one conscious choice — that can change the world, go organic…. No other single choice you can make to improve the health of your family and the planet will have greater positive repercussions for our future.”
– Maria Rodale, the CEO of the Rodale Inc. publishing empire (Mens Health, Prevention, Runners World) and author of “Organic Manifesto: How Organic Food Can Heal Our Planet, Feed the World and Keep Us Safe” (Rodale Books).“There’s so many benefits that come from that one choice,” Maria explains. “You’ve removed a bajillion pounds of dangerous, synthetic, disease-causing environment-destroying chemicals from the soil, the water our bodies. We would all immediately be healthier. Our children would be healthier.”
Reference: organic consumers association (http://www.organicconsumers.org/articles/article_23944.cfm)
Tidak mau KB karena apa?
Saya baru saja kebetulan melayat yang ruang dukanya sangat sepi, hanya ada keluarga inti saja. Salah satu cucu yang mengurus sekarang sudah punya 2 anak laki-laki. Dia bilang keluarga ayahnya juga hanya berdua, dan saudara kandung ayahnya itu juga hanya punya 2 anak yang tinggal di luar negeri. Dia akhirnya cerita bahwa rencananya mau punya anak hingga 5 karena terasa sekali sepinya saat ada kejadian seperti ini. Menurut dia, lebih baik banyak anak daripada kesepian.
Kalau menurut saya, mau punya anak hanya 2 atau lebih, yang penting adalah kualitas kita merawat dan mendidik anak kita. Tetapi tetap saja 2 anak akan lebih baik, sesuai saran BKKBN. Bagaimanapun juga, kita akan ada waktu bersama anak yang lebih berkualitas kalau anak tidak lebih dari satu, pengeluaran biaya untuk pendidikan maupun mainan juga akan lebih berkualitas karena tidak memcari kuantitas, makanan juga bisa lebih baik dan sehat sesuai dengan porsi pertumbuhannya, bukan asal makan dan kenyang.
Selain itu, kalau semua berpikiran seperti itu, maka rakyat di dunia yang sudah sempit ini akan merasakan dampaknya untuk anak dan cucu generasi berikutnya karena pangan dan lahan semakin terbatas tetapi permintaan malah semakin tinggi. Harga bahan pangan akan semakin tinggi dan dunia bisa salinga perang karena kebutuhan akan makanan. (lebih…)
Dunia tanpa nyamuk? Apa ada yang kehilangan?
Beberapa minggu ini nyamuk terasa semakin banyak. Hal ini dirasakan orang dengan mengirim tweet hingga dibahas di radio dimana semakin banyak orang merasakan nyamuk yang semakin banyak di rumah atau kantor.
Yang ditakutkan adalah bila nyamuk tersebut menjadi sumber dari berbagai penyakit termasuk demam berdarah dan malaria yang walaupun ada obatnya, bisa menjadi pembunuh dan kalau masuk rumah sakit pun perlu biaya kesehatan yang tidak sedikit. Malaria menginfeksi 247 juta orang per tahun dan membunuh 1 juta orang per tahun, selain juga menyebarkan penyakit lainnya.
Dalam tulisannya di majalah Nature, Janet Fang menjelaskan bahwa dunia tanpa nyamuk tidak akan merugikan. Memang dijelaskan juga bahwa nyamuk adalah makanan untuk banyak spesies lainnya dan juga penting sebagai pembantu pengembangbiak bunga pohon (polinator seperti lalat dan lebah). Tetapi kerugian biaya kesehatan bagi manusia juga sangat tinggi dan mengganggu. Bayangkan bila sedang seru nonton bola di TV, tetapi harus kejar-kejaran dengan nyamuk pakai raket nyamuk, sudah tidak kena, ada gol tidak lihat. (lebih…)
Komentar Terbaru