Dunia tanpa nyamuk? Apa ada yang kehilangan?
10 September, 2011 at 09:51 Tinggalkan komentar
Beberapa minggu ini nyamuk terasa semakin banyak. Hal ini dirasakan orang dengan mengirim tweet hingga dibahas di radio dimana semakin banyak orang merasakan nyamuk yang semakin banyak di rumah atau kantor.
Yang ditakutkan adalah bila nyamuk tersebut menjadi sumber dari berbagai penyakit termasuk demam berdarah dan malaria yang walaupun ada obatnya, bisa menjadi pembunuh dan kalau masuk rumah sakit pun perlu biaya kesehatan yang tidak sedikit. Malaria menginfeksi 247 juta orang per tahun dan membunuh 1 juta orang per tahun, selain juga menyebarkan penyakit lainnya.
Dalam tulisannya di majalah Nature, Janet Fang menjelaskan bahwa dunia tanpa nyamuk tidak akan merugikan. Memang dijelaskan juga bahwa nyamuk adalah makanan untuk banyak spesies lainnya dan juga penting sebagai pembantu pengembangbiak bunga pohon (polinator seperti lalat dan lebah). Tetapi kerugian biaya kesehatan bagi manusia juga sangat tinggi dan mengganggu. Bayangkan bila sedang seru nonton bola di TV, tetapi harus kejar-kejaran dengan nyamuk pakai raket nyamuk, sudah tidak kena, ada gol tidak lihat.
Oleh karena itu, menurut saya pembasmian nyamuk sangat diperlukan dan perlu upaya serius dari semua orang. Jangan pakai alasan “nyamuk juga mau hidup, kasian lah…” karena 1 nyamuk itu bisa berkembangbiak menjadi banyak dan menyebarkan banyak penyakit, parasit dan virus.
Beberapa tindakan pencegahan adalah menguras bak mandi/penampungan air sekurang-kurangnya sekali seminggu, mengganti/menguras vas bunga dan tempat minum burung seminggu sekali, menutup dengan rapat tempat penampungan air, mengubur kaleng-kaleng bekas, aki bekas dan ban bekas di sekitar rumah, dan perbaikan desain rumah. (dari wikipedia indonesia). Maksudnya perbaikan desain rumah itu bisa mulai dari memasang kawat nyamuk dirumah, pintu dari teras ke dalam rumah sehingga dalam rumah bisa tertutup rapat semua, dll. Selain itu juga perawatan talang atap rumah yang sering kali penuh dengan daun kering sehingga bisa ada genangan juga perlu dilakukan berkala. Dan juga tempat berisi air bersih lainnya yang kerap tidak disadari seperti penampungan tetesan air pada dispenser air minum. Kadang tetesan air tersebut tanpa disadari sudah cukup banyak dan bisa terdapat jentik juga.
Bubuk abate yang kita bisa dapatkan dibanyak tempat termasuk Ace Hardware atau supermarket lainnya juga diperlukan untuk ke penampungan air di lingkungan kita.
Fogging yang dilakukan di lingkungan perlu diperhatikan dan dilaporkan ke RT/RW setempat bila sudah lama tidak dilakukan. Kalau perlu para warga pun bersedia bersama-sama membiayai fogging di lingkungannya agar bisa lebih sering daripada program RT/RW yang karena keterbatasan dana bisa jarang-jarang ada.
Ruangan dalam rumah juga perlu di semprot obat nyamuk setiap hari setidaknya pagi dan sore sehingga dapat menekan populasi nyamuk dalam rumah.
Selain itu, gunakan juga perangkap nyamuk, bisa yang dengan lampu dan penyengat listrik, atau yang semacam Black Hole dimana bebauan, lampu UV dan kipas tersebut akan memancing nyamuk untuk masuk ke dalam perangkap hingga mati sendiri. Perangkap ini dibutuhkan untuk diluar rumah. Perangkap jenis ini banyak sekali dijual di Carefour, Mitra10, Ace Hardware, dll.
Untuk pertahanan terakhir, kita tetap perlu raket penangkap nyamuk, dan untuk anak-anak dan bayi bisa berupa lotion anti-nyamuk dan stiker tempelan anti nyamuk yang bisa didapatkan di apotik-apotik tertentu seperti Watsons di Kelapa Gading.
Inilah waktunya untuk menyerang nyamuk bersama-sama tanpa ampun.
Referensi:
- Demam berdarah tetap parah, semua orang harus partisipasi (termasuk panduan pencegahan)
- Perangkap nyamuk ultraviolet
- Ecology: A World Without Mosquitoes
- Wikipedia: Demam berdarah
Entry filed under: Lingkungan Kerja, Lingkungan Rumah, Manifesto Hijau. Tags: Nyamuk.
Trackback this post | Subscribe to the comments via RSS Feed