Posts filed under ‘Lingkungan Kerja’
Siap panen hujan. Sekarang!
Kekeringan sudah lama melanda negeri kita. El Nino jadi tumbal sebagai biang kerok. Kebakaran hutan menjadi lumrah karena cuaca panas. Air pengolahan yang jadi asin pun tidak di demo masyarakat. Semua menjadi biasa saja.
Setelah beberapa lama dalam ketidaastian, hujan lambat laun mulai ada. Kota berasap mulai cerah. Kota hujan juga sudah mulai dilanda hujan dan pohon tumbang.
Tetapi jangan sampai lengah. Kekeringan masih terus ada. Air tanah belum sepenuhnya normal. Hujan belum stabil hingga awal tahun depan.
Jadi, panenlah air hujan yang turun, baik ke ember, tandon, resapan tanah, atau apapun. Jangan biarkan air hujan terbuang begitu saja ke selokan. Bercampur dengan air kotor, padahal air hujan itu bisa dipakai untuk hal-hal lain sehingga mengurangi pemakaian air bersih.
Siapkan alat-alatnya. Google kebutuhannya. Jangan sampai menyesal dan menggerutu karena air habis.
Semoga hal kecil ini juga membantu kita semua dalam kekeringan ini.
Bermimpi tinggal di negara dingin
Rumput tetangga memang selalu terlihat lebih hijau. Kalau orang di negara yang dingin cari panas dengan berjemur, maka orang di negara panas cari ruangan yang dingin dengan AC.
Akhirnya terjadilah hal-hal yang tidak lazim. Orang di negara dingin maunya ke kantor pakai kaos atau polo shirt, jadi ruanganya mau hangat walaupun sedang musim dingin. Kalau kerja di Jl. Sudirman, Jakarta, orang kantoran malah pakai jas, vest, hingga sweater.
Malah ada mal-mal yang dingin sekali baik di Jakarta, Singapore, Dubai atau Hong Kong karena dengan mal yang dingin maka orang bisa datang dengan sweater, scarf, dll sehingga kelihatan gaya, dan mal tersebut jadi terlihat atau memiliki “image” eksklusif.
Kalau anda ke toko kasur, anda akan dibombardir dengan iklan orang yang tidur dengan selimut conforter yang tebal. Begitu juga di film baik luar negeri maupun dalam negeri. Kalau di luar negeri ya memang cocok pakai selimut yang tebal. Tetapi di Indonesia? Film dalam negeri yang mau menampilkan image berstatus kaya ya pasti pakai selimut tebal. Masa pakai sarung, ya tidak keren dong.
Akhirnya para konsumen juga mau ikut bermimpi dengan membuat kamar mereka dingin hingga pakai piyama tebal dan selimut tebal. Memang hal setiap orang untuk gaya hidup masing-masing tapi ya jangan overdosis. Yang wajar2 saja. Bukannya di 16 atau 18 derajat celcius tapi di 24 atau 26 derajat celcius untuk penggunaan AC. Kombinasikan dengan kipas angin.
Kementrian ESDM mencanangkan gerakan hemat energi 10%. Yang harus berubah adalah cara pikirnya dulu, sehingga saat melakukan juga dengan sadar diri dan tidak terpaksa.
Bila kita semua lakukan bersama-sama, sekecil apapun penghematan anda, pasti akan berdampak sangat besar.
Ayo kita dukung hemat energi!
Pilih Banjir, Tunggu Jokowi, atau Bikin Lubang Biopori?
Disadur dari kompas.com
KOMPAS.com – Salah satu cara paling sederhana mencegah banjir di ibukota saat ini adalah membuat sumur resapan atau lubang biopori. Secara teoritis, sumur resapan tidak hanya mengurangi risiko banjir, namun juga menjaga cadangan air.
Sampai hari ini, banjir sudah merendam Jakarta selama tiga hari sejak Rabu (16/1/2013) lalu. Meskipun di beberapa titik ibukota kondisi banjir mulai surut, proses evakuasi masih berjalan.
Melalui pernyataannya pada Rabu (16/1/2013) lalu, Gubernur DKI Joko “Jokowi” Widodo mengatakan, pihaknya sudah mempersiapkan anggaran sebesar Rp 250 miliar khusus untuk memasang sumur resapan sebanyak 10 ribu buah. Namun, proses pemenuhan target tersebut terhambat penetapan APBD 2013.
Sebenarnya, sumur resapan dengan skala lebih kecil dapat dibangun sendiri oleh warga di tiap-tiap pekarangan rumahnya. Masuknya air hujan melalui peresapan ini akan menjaga cadangan air tanah. Dengan begitu, hujan tidak hanya “terbuang percuma” dan membuat genangan, namun memberikan keuntungan bagi kehidupan warga. (lebih…)
Pergunakan tangga untuk berolahraga
Tulisan pada pintu Lift di sebuah klinik anak:
“Olahraga akan menyehatkan jiwa dan raga. Pergunakan tangga untuk berolahraga”
Mudah-mudahan mengispirasi kita semua agar tidak manja dan selalu mempergunakan lift.
Referensi:
Kemenangan awal untuk anti soup sirip ikan hiu
Kemarin saya kebetulan berbincang dengan chef dari Hotel Shangri-La Jakarta untuk menu-menu makanan. Ternyata saya baru mendapat info bahwa Hotel Shangri-La tidak memperkenankan lagi menghidangkan sup sirip ikan hiu (shark fin soup). Ternyata setelah cari informasi di internet, sudah banyak sekali inisiatif pelarangan hidangan sirip ikan hiu yang dilakukan oleh beberapa hotel seperti contohnya Peninsula Group Hotel dengan total 9 hotel sejak November 2011, Shangri-La dengan total 72 hotel di dunia sejak Januari 2012. Selain itu, Hong Kong Disneyland juga sudah melakukan hal ini sejak tahun 2005.
Cloud Application, memperlambat penggantian komputer
Cloud Application seperti yang telah saya tulis sebelumnya di artikel Aplikasi Di awan, bisa menghemat investasi IT dan energi karena utilisasi server aplikasi dan database yang lebih maksimal. Daripada banyak data center, lebih baik hanya beberapa tetapi besar, apalagi kalau dekat dengan pembangkit tenaga listrik agar efisiensi dari listrik yang tidak terbuang karena distribusi bisa lebih baik.
Hal lain yang perlu dicermati dari adanya Cloud Application adalah karena aplikasi hanya menggunakan Browser saja, maka tidak lagi dibutuhkan tenaga prosesor untuk kalkulasi yang besar. Komputer adalah thin client yang hanya menampilkan gambar saja dengan medium browser.
Oleh karena hal ini maka otomatis komputer pun tidak perlu terlalu canggih untuk dapat menjalankan aplikasi online ini sehingga penggantian PC atau komputer yang baru dapat diperlambat atau ditunda. Sebagai informasi, menurut electronicstakeback.com, di negara Amerika saja, ada sebanyak 400 juta alat-alat elektronik yang dibuang setiap tahunnya.
Dengan memperlambat pembelian atau peremajaan komputer maka kita bisa mengurangi sampah elektronik yang dibuang, tetap menggunakan komputer yang lama atau cukup diperbaiki beberapa suku cadang yang rusak. Pada akhirnya, sampah 5-7 ton elektronik yang berpotensi dapat meracuni tanah bisa dikurangi. (story of stuff hal 58)
Pakai 2 monitor untuk hemat kertas
Salah satu alasan untuk kita print suatu dokumen terutama di kantor adalah karena harus membuat suatu laporan berdasarkan email, penawaran, laporan dept lain, atau data dari suatu aplikasi. Padahal laporan dan penawaran dari supplier pun sekarang kebanyakan hanya di email saja. Tetapi pada akhirnya email itu pun kita buka dan kita print. Jadi apa bedanya antara jaman dahulu tanpa email? Hanya beda kecepatan pengiriman dan ongkos serta waktu pengiriman yang manual saja. Mengenai pemborosan kertas ya sama saja atau malah jadi semakin banyak karena 1 laporan bisa di kirim cc ke banyak orang dan semuanya print sendiri-sendiri.
Saya rasakan bahwa dengan menggunakan 2 monitor dimana bisa 1 laptop extended ke monitor lain yang lebih besar atau 2 monitor extended unuk PC bisa membantu mengurangi print yang tidak perlu karena kita bisa melihat laporan atau penawaran tersebut di monitor lainnya. Dengan 1 monitor kadang kita “malas” untuk switch aplikasi dan akhirnya print saja.
Sekarang bagaimana menurut anda, lebih baik kita beli monitor (yang terkadang jalur distribusinya jauh dengan banyak komponennya) atau print kertas (yang juga menggunakan pohon, di produksi dan di distribusi juga).
Kalau saya sih, pakai 2 monitor deh…
Komentar Terbaru