Bermimpi tinggal di negara dingin
8 Oktober, 2015 at 23:37 Tinggalkan komentar
Rumput tetangga memang selalu terlihat lebih hijau. Kalau orang di negara yang dingin cari panas dengan berjemur, maka orang di negara panas cari ruangan yang dingin dengan AC.
Akhirnya terjadilah hal-hal yang tidak lazim. Orang di negara dingin maunya ke kantor pakai kaos atau polo shirt, jadi ruanganya mau hangat walaupun sedang musim dingin. Kalau kerja di Jl. Sudirman, Jakarta, orang kantoran malah pakai jas, vest, hingga sweater.
Malah ada mal-mal yang dingin sekali baik di Jakarta, Singapore, Dubai atau Hong Kong karena dengan mal yang dingin maka orang bisa datang dengan sweater, scarf, dll sehingga kelihatan gaya, dan mal tersebut jadi terlihat atau memiliki “image” eksklusif.
Kalau anda ke toko kasur, anda akan dibombardir dengan iklan orang yang tidur dengan selimut conforter yang tebal. Begitu juga di film baik luar negeri maupun dalam negeri. Kalau di luar negeri ya memang cocok pakai selimut yang tebal. Tetapi di Indonesia? Film dalam negeri yang mau menampilkan image berstatus kaya ya pasti pakai selimut tebal. Masa pakai sarung, ya tidak keren dong.
Akhirnya para konsumen juga mau ikut bermimpi dengan membuat kamar mereka dingin hingga pakai piyama tebal dan selimut tebal. Memang hal setiap orang untuk gaya hidup masing-masing tapi ya jangan overdosis. Yang wajar2 saja. Bukannya di 16 atau 18 derajat celcius tapi di 24 atau 26 derajat celcius untuk penggunaan AC. Kombinasikan dengan kipas angin.
Kementrian ESDM mencanangkan gerakan hemat energi 10%. Yang harus berubah adalah cara pikirnya dulu, sehingga saat melakukan juga dengan sadar diri dan tidak terpaksa.
Bila kita semua lakukan bersama-sama, sekecil apapun penghematan anda, pasti akan berdampak sangat besar.
Ayo kita dukung hemat energi!
Entry filed under: Energy, Lingkungan Kerja, Lingkungan Rumah. Tags: Hemat energi.
Trackback this post | Subscribe to the comments via RSS Feed