Jakarta kekeringan tanpa kita sadari
9 September, 2012 at 17:29 Tinggalkan komentar
Waktu bulan April 2012, kita melakukan jejak pendapat dengan tujuan untuk mengetahui apakah kita sadar akan masalah utama Jakarta. (klik pada link untuk ikut serta dalam jejak pendapat). Antara kekeringan dan banjir, lebih banyak orang memilih banjir sebagai masalah yang lebih besar.
Padahal bila kita tilik lebih lanjut, ternyata masalah yang lebih besar dan mengerikan adalah kekeringan.
Banjir tentunya menyusahkan banyak orang. Tetapi banjir bisa dicari solusi yang mana sudah mulai ada progress dengan dikeruknya sungai-sungai dan perbaikan saluran air.
Saat ini, bukan saja air PAM mati, air waduk kering, air sumur pun habis.
Kita harus kembali berhemat-hemat air dengan mandi ala pelaut, dan cara lainnya. Air sebisa mungkin dibuat meresap kembali ke dalam tanah, bukan hanya terbuang ke dalam got saja.
Kita juga harus ingat bahwa saat musim hujan tiba bukan hanya bersyukur hujan sudah turun berarti air tanah kembali terisi. Air hujan itu harus sebanyak mungkin kita tampung. Kalau tidak ditampung sendiri karena tidak ada lahan, buat penampungan air bersama di RT masing-masing.
Kalau gaya penggunaan air terus seperti ini, maka anak cucu kita pun bisa-bisa sejak lahir sudah kesulitan air.
Coba lihat saudara-saudara kita yang kekurangan air, baik di Indonesia atau luar negeri. Begitu banyak cerita kesulitan air dimana-mana. Tapi kalau belum terasa secara pribadi ya belum benar- benar sadar.
Apa kita begitu tidak pedulinya sampai harus susah dahulu? Atau kita bisa bersama-sama berubah untuk masa depan yang lebih baik?
Entry filed under: Lingkungan Rumah, Manifesto Hijau. Tags: Jakarta, kekeringan.
Trackback this post | Subscribe to the comments via RSS Feed