Tidak mau KB karena apa?
18 September, 2011 at 23:33 3 komentar
Saya baru saja kebetulan melayat yang ruang dukanya sangat sepi, hanya ada keluarga inti saja. Salah satu cucu yang mengurus sekarang sudah punya 2 anak laki-laki. Dia bilang keluarga ayahnya juga hanya berdua, dan saudara kandung ayahnya itu juga hanya punya 2 anak yang tinggal di luar negeri. Dia akhirnya cerita bahwa rencananya mau punya anak hingga 5 karena terasa sekali sepinya saat ada kejadian seperti ini. Menurut dia, lebih baik banyak anak daripada kesepian.
Kalau menurut saya, mau punya anak hanya 2 atau lebih, yang penting adalah kualitas kita merawat dan mendidik anak kita. Tetapi tetap saja 2 anak akan lebih baik, sesuai saran BKKBN. Bagaimanapun juga, kita akan ada waktu bersama anak yang lebih berkualitas kalau anak tidak lebih dari satu, pengeluaran biaya untuk pendidikan maupun mainan juga akan lebih berkualitas karena tidak memcari kuantitas, makanan juga bisa lebih baik dan sehat sesuai dengan porsi pertumbuhannya, bukan asal makan dan kenyang.
Selain itu, kalau semua berpikiran seperti itu, maka rakyat di dunia yang sudah sempit ini akan merasakan dampaknya untuk anak dan cucu generasi berikutnya karena pangan dan lahan semakin terbatas tetapi permintaan malah semakin tinggi. Harga bahan pangan akan semakin tinggi dan dunia bisa salinga perang karena kebutuhan akan makanan.
Selain itu, penduduk yang semakin banyak akan menambah beban lingkungan seperti kekurangan air, konsumsi barang semakin banyak dan lainnya seperti rumah, dan lain sebagainya.
Apa kita tega membiarkan dan meninggalkan dunia yang semakin semrawut dan kacau ini kepada anak dan cucu kits?
Bagaimana pendapat anda?
Entry filed under: Manifesto Hijau. Tags: anak banyak, BKKBN, KB.
3 Komentar Add your own
Tinggalkan Balasan
Trackback this post | Subscribe to the comments via RSS Feed
1. doliharahap | 19 September, 2011 pukul 09:46
Lebih tepatnya,
Apakah kita tega meniggalkan anak cucu kita di dunia yang semakin semrawut dan kacau ini?
2. nurhayati | 20 September, 2011 pukul 12:27
setuju, kerasa banget neh punya anak 3, berusaha memenuhi kebutuhan tidak hanya dari kuantitas tapi juga berkualitas
3. Saleh Iskandar | 1 Januari, 2012 pukul 16:14
Mikir kok terlalu sempit…
Waktu sekolah dulu kurang memperhatikan guru saat menerangkan matematika. Sehingga tahunya hanya 2+2=4. Padahal 2+2 bisa aja 10 bisa juga 11. Begitu juga bila kita digiring dengan satu pokok pemikiran dengan hiruk pikuknya kehidupan, maka kita akan setuju dengan pandangan (tuh yang bikin artikel). Padahal dunia ini luas coy… Saya saja baru punya anak 4 (empat), masih berprogram ingin punya anak lagi..lagi…dan lagi, selama saya mampu mendidik dan mampu diberikan titipan anak oleh Tuhan. Jadi menurut saya selagi mampu lakukanlah…Toh BKKBN bukan patokan hidup kita, badan itu hanya sebuah solusi, sedangkan kita juga punya solusi… Jadi yang memiliki solusi ingin punya anak lebih dari 2… maka perbanyaklah… dari pada anda rugi punya anak 2 tetapi dua-duanya tidak membahagiakan kita (hanya menambah beban penderitaan). Kembali kepada 2+2, orang yang berpikiran sempit ya.. jumlahnya pasti 2 !!! Tapi bagi saya tergantung kita meninjaunya. Sehingga 2+2=10 (bila menggunakan bilangan dasar 4) dan 2+2=11 (bila menggunakan bilangan dasar 3)… Demikian semoga tambah melek, ingat pepatah Orang Tua kita (BANYAK ANAK BANYAK REJEKI..). Kalian akan nyesel…Bila cuma hanya memikirkan 2 anak sudah cukup.