Ecoseksual
25 Juni, 2007 at 22:43 4 komentar
Beberapa tahun terakhir adalah tahun untuk para Metroseksual, dimana mereka adalah orang-orang perkotaaan yang biasanya sangat peduli dengan penampilan mereka. Metroseksual juga biasanya dipakai untuk menjelaskan mengenai pria yang ingin tampil sempurna baik secara fisik yang atletis dan aksesoris penampilan seperti baju dan lainnya yang ok. Yah pokoknya yang seperti begitulah. Dan hal ini terjadi di kota-kota semua negara.
Nah sekarang yang lain ngetren adalah Ecoseksual dimana mereka adalah orang-orang perkotaan yang peduli akan lingkungan. Mereka juga biasanya eksekutif muda yang sukses sehingga mereka memiliki waktu dan uang untuk membeli hal-hal yang ramah lingkungan. Karena seperti yang saya katakan di artikel sebelumnya, menjadi ramah pada lingkungan itu bisa jadi mahal juga. Mereka ini juga akan ingin memiliki pasangan yang juga peduli akan lingkungan, dan walaupun tidak harus menjadi aktivis lingkungan, mereka akan mencoba memakai cat tembok yang tanpa timbal, senang pada tanaman, mungkin punya pojokan taman dengan kompos, dan memakai tissue yang bisa didaur ulang.
Mungkin saya dan anda bisa dikategorikan pada ecoseksual juga dan hal ini bukan menjadi hal yang jelek, tetapi juga sesuatu yang bisa memberikan semangat karena dengan menjadi ecoseksual kita bukan jadi sok cinta lingkungan, tetap normal-normal saja, tetapi tetap berusaha untuk berbuat hal-hal yang bisa membantu lingkungan. Hal-hal yang saya kemukakan di blog ini tidak terlalu aneh juga untuk diikuti tetapi hasilnya akan sangat besar bila diikuti oleh banyak orang.
Jadikan motto 2007 menjadi Trendi Dan Tetap Ramah Lingkungan. Ini baru menjadi warga perkotaan yang baik.
Entry filed under: Berita Lingkungan, Berita Lingkungan Global.
4 Komentar Add your own
Tinggalkan Balasan
Trackback this post | Subscribe to the comments via RSS Feed
1. Rina Kusuma | 26 Juni, 2007 pukul 17:35
Mmmm, menarik juga idenya… Cuma selama ini konotasi kata seksual selalu menempati porsi imaginatif yang lebih besar ketimbang kata padanan lainnya. Jadi pas baca kata Ecoseksual yang kebayang bisa macam-macam, apakah persoalan penyimpangan seksual yang berkenaan dengan lingkungan atau apa??
Setelah dibaca, ternyata beda sama sekali. Sebenarnya banyak kepedulian yang dimiliki laki-laki terhadap lingkungan. Cuma ketika mereka masuk ke dalam sistem/style tertentu memang itu blm ada kategorinya. Jadi bolehlah kalau Ecoseksual menjadi icon message baru untuk membangun kepedulian masyarakat thd lingkungan.
Btw, pernah denger nama Ecosisters? Kalo mau dibikin in versa, mungkin inilah padanannya Ecoseksual. Soalnya Ecosisters ini memang dibentuk sebagai kelompok dari perempuan-perempuan yang concern terhadap persoalan lingkungan. Ecosisters dibentuk dgn semangat sisterhood, untuk berbuat sedikit lebih banyak kepada lingkungan sekitar kita.
Nice to read your blog, see ya..
2. dodolipet | 26 Juni, 2007 pukul 22:10
Halo rina,
Sebenarnya sih istilah Ecoseksual ini untuk pria maupun wanita yang concern pada lingkungan. Tapi kalau mau ada Ecoseksual dan Ecosisters juga boleh deh. hehehe….
Memang kadang lucu juga, kalau kita lihat para hobbyist tanaman itu banyak juga pria, mulai dari penggemar anthurium, bonsai atau adenium. Kalau dulu mungkin kebanyakan wanita saja yang senang tanaman.
Paling tidak mau ada istilah ataupun tidak, semakin banyak orang senang tanaman dan cinta lingkungan, semakin baik untuk kita juga.
3. burhan | 26 Juni, 2007 pukul 23:54
gimana yaa….. Bingung aku. Tergantung orangnya…..hi.hihi……
4. Rina Kusuma | 9 Juli, 2007 pukul 15:53
Sebenernya “gerakan” kaum lelaki peduli lingkungan dah dari dulu lagi. Kalo ga, ya ga mungkin tuh ada acara gotong royong bapak-bapak buat bersihin got-got di lingkungan rumahnya.
Nah, di jaman skarang dimana ada istilah metroseksual, concern laki-laki/perempuan thd lingkungan juga makin kompleks. Mereka mulai senang dengan ide mengkonsumsi makan makanan organik, pakai kosmetik yang non animal testing, pakai bensin tanpa timbal, punya rumah yang hemat energi dgn lebih banyak bukaan & plafon rumah yang cukup tinggi.. well, we must say it aint cheap at all.
Tapi saya agak miris juga melihat justru kesadaran ini malah distimulasi oleh kelompok bisnis. Mereka mem-package product mereka sehingga terdengar wise & trendy.. yang akhirnya mengubah image orang berduit untuk punya gaya hidup yang concern dengan lingkungan. Padahal, hidup sehat atau untuk mendapat lingkungan yang hijau adalah hak semua orang. Tapi kenapa justru beras-sayur-buah organik harganya lebih mahal sementara seharusnya production cost dari produk organik seharusnya lebih kecil ketimbang yang berpestisida. Harusnya sayuran organik bisa dikonsumsi oleh siapa saja, tanpa perlu diperlakukan khusus dengan label & harga berbeda.