Kemarau semakin panas. Ganti tren pakaian anda.
2 Agustus, 2008 at 13:00 1 komentar
Rasanya kemarau sudah semakin panas dan di siang hari rasanya suka tidak tahan juga. Tetapi sampai sekarang, walaupun tarif PLN sudah naik, BBM naik dan semua menjadi mahal, tetap saja mal dan kantor-kantor memasang AC di level temperatur yang rendah. Kita masih melihat orang memakai vest, sweater, bahkan jaket ke kantor. Ke mal pun demikian, sampai-sampai kalau bayi dibawakan selimut. Rasanya hal ini sangat tidak logis karena mungkin dengan hanya menaikkan temperatur 1-2 derajat saja akan tetap nyaman, dan bisa bekerja dengan produktif tanpa kepanasan.
Saya hanya ingin mengingatkan kembali bahwa kadang hal ini juga harus dimulai dari karyawan itu sendiri. Bila terlalu dingin ya jangan diam saja tetapi beri saran kepada atasan untuk merubah temperatur kantor. Pakaian pun bisa disarankan ke atasan. Yang tadinya harus memakai kemeja lengan panjang boleh memakai kemeja lengan pendek. Baik kalau selagi di meja boleh membuka sepatu dan memakai sendal karena hal ini tidak mengganggu tetapi sangat baik bagi kaki dan sirkulasi temperatur tubuh kita.
Bagi anda yang kerja di manajemen gedung, mal maupun kantor, hal mengenai temperatur gedung harus diteliti dengan baik karena hal ini pun akan menambah keuntungan bagi pemilik gedung. Bayangkan bila gedung tidak ada orang tetapi AC tetap menyala full, maka listrik yang dipakai pun sangat besar. Tetapi kalau kita bisa membuat riset sederhana mengenai jumlah pemakai pada jam di setiap hari ataupun tren di bulan-bulan tertentu, maka kita bisa menyetel temperatur AC kita menurut kebutuhan saja. Dengan menghemat listrik, tentu kita hemat biaya, pengguna tetap nyaman dan listrik tersebut bisa dipakai untuk kebutuhan masyarakat yang lain.
Coba tengok artikel kilasan kawat dunia dari kompas hari sabtu tgl 2 Agustus 2008 ini:
Tindakan nyata menghadapi perubahan iklim juga mulai dikampanyekan di Markas Besar PBB di New York. Kini para staf PBB dianjurkan untuk tidak lagi mengenakan pakaian berbahan wol, tetapi beralih ke pakaian berbahan yang lebih menyejukkan selama musim panas ini. Semua demi mengurangi beban biaya pendingin udara dan membantu lingkungan. ”Kebijakan berpakaian resmi akan ditinjau dan pegawai akan dianjurkan lebih santai dengan pakaian dari bahan yang lebih tipis,” ujar Michael Adlerstein, arsitek AS yang kini sedang merenovasi gedung PBB yang sudah berusia 60 tahun dengan biaya 1,8 miliar dollar AS atau sekitar Rp 16,5 triliun. Berarti, penampilan staf PBB yang biasanya berjas hitam-hitam bakal berubah dengan baju putih berbahan katun. Adlerstein, seperti dikutip Kamis (31/7), menganjurkan agar mengenakan baju warna tanpa jaket atau dasi. Dikatakan, biaya listrik bisa berhemat hingga 100.000 dollar AS apabila suhu mesin pendingin (AC) dinaikkan 5 derajat Celsius menjadi 25 derajat Celsius. Langkah ini juga akan membantu lingkungan di New York. Mesin AC yang tidak terlalu bekerja keras akan mengurangi pelepasan karbon dioksida. Maklum, PBB merupakan salah satu bangunan ikon di kota New York.
PBB saja sudah bisa berubah. Masa kita tidak mau.
Referensi:
Kompas Kilas Kawat Dunia, 2 Agustus 2008
Aku Ingin Hijau: Pakai Sendal Di Kantor? Lebih Adem Dan Comfy!
Aku Ingin Hijau: Kemeja Lengan Pendek Untuk Kerja
Entry filed under: Berita Lingkungan Global, Lingkungan Kerja.
1 Komentar Add your own
Tinggalkan Balasan
Trackback this post | Subscribe to the comments via RSS Feed
1. dhe'momo | 16 Agustus, 2008 pukul 12:20
memang kita harus hemat, SEGERA jangan di TUNDA lagi, kasihan bumi ini yang harus selalu memberi GANTIAN kita donk, dan itu kita MULAI dari diri sendiri dulu