Waduk Cirata. Pembawa berkah yang dipenuhi sampah.
16 Agustus, 2008 at 12:07 10 komentar
Waduk Cirata, disebutkan di koran kompas hari Sabtu tgl 16 Agustus 2008, tercemar begitu banyak logam berat yang melebihi standard baku air di waduk yang digunakan sebagai air baku air minum, irigasi, perikanan budidaya dan yang terpenting adalah sebagai bahan sumber tenaga listrik. Disebutkan bahwa sumber logam berat berasal dari industri di daerah aliran sungai Cirarum dan Cisokan yang pada akhirnya dapat menurunkan kualitas ikan budidaya, ongkos pemeliharaan turbin akibat korosi karena logam berat, kesehatan masyarakat, serta kualitas hasil pertanian kita.
Sebagai informasi, Waduk Cirata adalah PLTA terbesar di Pulau Jawa dengan kapasitas listrik 1.008 MW (8×126 MW). Waduk ini dengan total luas 6.200 hektar sangat penting dalam menjaga pasokan listrik Jawa-Bali terutama pada saat puncak di jam 17:00-18:00 saat orang secara bersama-sama mulai menyalakan lampu. Waduk Cirata bertindak sebagai buffer untuk pasokan listrik yang sekejap naik itu.
Selain itu, perikanan budidaya ikan air tawar di Waduk Cirata merupakan yang terbesar di Indonesia. Untuk anda yang tinggal di Jawa Barat maka bila anda memakan ikan mas, nila atau bawal air tawar maka kemungkinan besar ikan tersebut berasal dari Waduk Cirata yang memiliki volume produksi rata-rata 6.450 ton ikan per bulan atau 39.5% dari seluruh produksi jaring apung di Jawa Barat. (Majalah Agrina)
Sayangnya semua potensi tersebut juga disia-siakan oleh banyak orang dengan membuang sampah sembarangan, membuang ikan mati langsung ke waduk, dan lainnya yang juga dapat merusak lingkungan dan kualitas air waduk. Oleh karena itu pada tanggal 7 Agustus 2008 lalu Direktorat Kesehatan dan Lingkungan di Ditjen Perikanan Budidaya bekerjasama dengan PT. Sinta Prima Feedmill mengadakan program Pengelolaan Sampah Organik di waduk Cirata yang diharapkan akan dapat menciptakan Waduk Cirata yang bersih, sehat, lestari dan nyaman agar dapat dimanfaatkan sebagaimana fungsi waduk. Selain itu program ini juga mengajak warga Cirata secara aktif, sadar dan bertanggung jawab untuk mengelola sampah di lingkungannya, dengan membuang sampah organik dan non organik secara terpisah dan terkelola dengan benar. (Website Ditjen perikanan budidaya).
Dengan 300 tong komposter yang diserahkan oleh PT. Sinta Prima Feedmill (produsen pakan unggas, pakan ikan tenggelam dan pakan ikan terapung) maka warga diharapkan untuk mengelola sampah organik seperti ikan mati, sayuran dan sisa makanan dengan komposter yang akan menghasilkan pupuk cair (lindi) untuk dipakai sebagai pupuk untuk tanaman sayuran seperti terong, cabai, tomat, kangkung dan lainnya, dimana hasilnya dapat dimakan sebagai sayur-sayuran bagi pembudidaya ikan. Sebagai informasi, para pembudidaya ikan di waduk tinggal di karamba-karamba apung di tengah waduk dimana sangat sulit untuk berbelanja dan tidak memiliki kulkas sehingga mereka biasa hanya makan nasi dan ikan sehingga kekurangan gizi serat dari sayuran. Dengan program ini maka mereka pun dapat menambah asupan gizi dan malah menambah nilai ekonomis dari sayuran organik yang dihasilkan.
Dalam kesempatan itu juga hadir Ibu Menteri Departemen Kelautan dan Perikanan, Ibu Annie Numberi serta Ibu Menteri Lingkungan Hidup, Ibu Erna Witoelar dalam rangka Gerakan Nasional Tanam, Tebar dan Pelihara untuk Ketahanan Pangan Nasional, dimana disebutkan bahwa ikan merupakan sumber protein yang sangat penting dan terjangkau bagi masyarakat untuk kecerdasan dan kecukupan gizi masyarakat. Ikan juga sangat ramah lingkungan dibandingkan dengan daging ayam apalagi daging sapi karena tidak menghasilkan gas metana yang sangat berbahaya untuk lapisan ozon. (ourviewsonthenews).
Mudah-mudahan hal ini dapat didukung oleh banyak instansi pemerintah dan juga perusahaan swasta seperti contohnya PT. Sinta Prima Feedmill, untuk peduli pada lingkungan dan ikut membantu mengembalikan kelestarian lingkungan yang pada akhirnya akan sangat bermanfaat bagi banyak orang yang bergantung pada waduk.
Entry filed under: Bercocok Tanam, Berita Lingkungan Lokal, Bisnis Hijau.
10 Komentar Add your own
Tinggalkan Balasan
Trackback this post | Subscribe to the comments via RSS Feed
1. rahmat sandi | 17 Agustus, 2008 pukul 11:29
wah… ilmu pengetahuan banget nih. pinter nih orang 🙂
2. thegands | 19 Agustus, 2008 pukul 17:03
semoga waduknya dapat pulih kembali..
3. zaenal | 21 Agustus, 2008 pukul 13:32
bagaimana caranya agar masyarakat tidak membuang sampah sembarangan?
pendidikan sedari kecil juga sepertinya percuma, saya sudah ajarkan anak agar buang sampah pada tempatnya, eh begitu mulai bergaul dengan teman di lingkungannya malah jadi sembarangan kalau buang sampah.
4. aji | 21 Agustus, 2008 pukul 13:38
saya peduli dan mendukung kelestarian lingkungan, bagaimana dengan penggunaan kendaraan bermotor dikaitkan dengan kelestarian lingkungan?
5. masciput | 21 Agustus, 2008 pukul 15:32
waduh klo mengandung logam berat itu berbahaya lo! yo pihak yang bersangkutan muga2 membaca postingan ini
6. Muhtadi71’s Weblog | 25 Agustus, 2008 pukul 01:09
[…] Waduk Cirata. Pembawa berkah yang dipenuhi sampah. August:16.08 […]
7. papariza | 1 September, 2008 pukul 10:35
sayur organik hasil tanam sendiri tentu sangat memuaskan
luar biasa !!!!
http://nf.web.id
8. otee | 29 Maret, 2009 pukul 07:14
ayooo donk masyarakat peduli dengan lingkungan…jangan sampe alam rusak gara gara nggak kita jaga…
9. aris | 9 November, 2009 pukul 13:10
biar aquaculture jaya terus ayo selamatkan waduk cirata…
10. dolik | 11 Februari, 2010 pukul 20:22
tmen2 ada gk yng mau jual kraba.ukran 1inc…drum lstrk tnga surya…sy mmbuthkn 16kotak saya asl jatim..klu ada bsa ubngi lwt ….endell_fish@yahoo.com scept nya