Jagung dan Ethanol, Akhirnya Merusak Harga Kopi Starbucks.
26 Juli, 2007 at 18:46 5 komentar
Saya sudah sering menulis mengenai harga jagung dan akibat dari ethanol seperti di artikel “Orang indonesia kurus berkat ethanol dan bio-diesel” dan “Krisis Jagung! Inflasi besar sudah semakin dekat….”
Sekarang efeknya sudah jauh sampai ke harga Kopi Starbucks yang pada 31 Juli nanti, semua gerai Starbucks di Amerika akan menaikkan harga hingga 9 Cents. Memang kelihatan kecil tetapi beberapa pelanggan Starbucks sudah mengancam tidak akan mendatangi Starbucks lagi dengan kata-kata seperti “If they raise it, I’m not going to go there, even if it’s only 9 cents.”
Kok bisa sampai harga kopi terkena imbas dari harga jagun dan ethanol?
Salah satu penyebabnya adalah harga jagung yang tinggi akan menaikkan harga pakan untuk sapi dimana sapi tersebut memproduksi susu.
Kelihatannya simple tetapi sebenarnya naiknya harga produksi dari peternakan sapi tersebut mengurangi margin keuntungan perusahaan. Seperti Starbucks sebagai contoh, naiknya harga kopi sebesar 9 cents bukan berarti harga pokok mereka naik 9 cents juga. Mungkin naiknya lebih dari itu dan lebih -lebih lagi harga yang lebih tinggi akan menurunkan daya beli masyarakat, jadi akhirnya Chief Financial Officer dari Starbucks pun mengatakan akan sulit untuk mencapai perkiraan keuangan mereka sebelumnya.
Apalagi sesudah ini? Bagaimana dengan harga bir, soda, dan lainnya juga yang memakai jagung sebagai bahan pemanis? Bagaimana dengan kualitas jagung lokal kita? Tebu sebagai pengganti bahan pemanis minuman, dan lainnya. Kita harus bisa mencari solusi untuk produk komoditas lokal yang dapat diandalkan sehingga kita pun tidak perlu bergantung pada import lagi.
Entry filed under: Berita Lingkungan, Berita Lingkungan Global.
5 Komentar Add your own
Tinggalkan Balasan
Trackback this post | Subscribe to the comments via RSS Feed
1. hendradwiatmaja | 31 Maret, 2008 pukul 19:46
wow…bahkan aku gak mikir seruntut itu…
2. iwan agustinus | 4 Maret, 2009 pukul 21:48
harga2 yg naik bakal menyebabkan bisnis menurun dan akan sulit memeperkirakan proyeksi keuangan di masa depan
http://onlyoption.blogspot.com
3. wahed | 19 Maret, 2009 pukul 02:48
waooooooo
setiap bahan pertanian saling berkaitan harganya.
kapan negara indonesia mempunyai ketahanan pangan?????
4. Toni | 29 Juni, 2010 pukul 02:53
Kalo menurut sy hrga pangan&pakan emang naik bukn cuma gra2 etanol,cz produksi etanol utk bbm lg lesu.tp lbi dsebabkn krna orang2 kaya ud males maen duit/saham krna ancur2n,so mreka maen komoditas pertanian yg stabil.klo utk gula&pakan,sbenarny bs dialihkn pake singkong &sorgum,indonesia tinggal ubah mindset dr konsumen jd produsen,itu yg susah
5. rudi iswanto | 30 Mei, 2011 pukul 09:34
Wah analisa yang sangat jeli… d^_^