Pakai baterai rechargeable? kenapa tidak
7 Desember, 2010 at 22:10 3 komentar
Disadur dari: blog lentrasystems
Kembali lagi dengan artikel ramah lingkungan alias go green. kali ini saya akan membahas tentang penggunaan baterai rechargeable. saya yakin anda pasti punya perangkat elektronik yang menggunakan baterai bukan? minimal remote tv anda pasti menggunakan baterai… nah sekarang yang menjadi pertanyaannya apakah anda masih menggunakan baterai sekali pakai? jika ya jawabannya, mudah-mudahan pembahasan ini bisa membuat anda berubah pikiran, mari kita bahas satu persatu…
kelebihan dan kekurangan
apa sih yang jadi keunggulan baterai rechargeable? wah banyak sekali, mulai dari kapasitas maksimal yang lebih besar (lebih tahan lama dibanding non alkaline), tidak perlu membeli ulang, dan yang terpenting anda bisa mempraktekkan peduli lingkungan… , namun selain banyak kelebihan, baterai rechargable juga punya “beberapa” kelemahan, misal tegangannya lebih rendah dari baterai alkaline biasa (berpengaruh pada perangkat tertentu terlihat lebih cepat habis) dan lagi-lagi harga awalnya lebih mahal
Hitung-hitungan
lalu kenapa saya menyarankan menggunakan baterai rechargeable? nah mari kita bahas sedikit mengenai biaya penggunaan baterai rechargeable. modal awal baterai rechargable biasanya satu paket: baterai-nya plus charger(disarankan quick charge). Harganya bervariasi anggap saja satu paket Rp 220.000 (dengan 2 buah baterai AA 2700mAh), sedangkan baterai alkaline sekali pakai patok harganya Rp 10.000 (2 buah AA) alias Rp 5.000 per unit, dengan kapasitas kurang lebih 2700mAh. Biasanya baterai rechargeable bisa diisi ulang sampai 500 kali, untuk amannya kita patok 75% nya aja alias 375 kali. Kemudian biaya isi ulangnya bisa dihitung sederhana seperti ini:
biaya = biaya listrik x kapasitas baterai / efisiensi charger = Rp 700/kWh X (2,7Ah X 1,2V / 1.000) / 85% = Rp 2,7(wow murah kan!!!)
mari kita menggunakan grafik sekali lagi
Sekali lagi terlihat, ternyata baterai rechargeable mahal di investasi awalnya saja, biaya operasionalnya hampirflat. Untuk 375 x isi ulang hanya menelan biaya Rp 1.013 (tarif subsidi –uhuk2), sedangkan baterai konvensional memakan biaya hingga Rp 1.800.000. Kalau dihitung lebih lanjut kurang lebih setelah 44 x isi ulang, modal nya sudah impas . nah sekarang terserah anda, tetap menggunakan baterai konvensional?
*kalau remote tv sih, tidak apa-apa pakai baterai konvensional
Entry filed under: Energi Alternatif, Lingkungan Kerja, Lingkungan Rumah, TeknoHijau. Tags: baterai, baterai maksimal, baterai rechargeable, Daur Ulang, rechargeable battery.
3 Komentar Add your own
Tinggalkan Balasan
Trackback this post | Subscribe to the comments via RSS Feed
1. yecruzsulla | 7 Desember, 2010 pukul 22:32
kan ndak cuma butuh dua batere saza kang!
Keep bloggerhood
2. gavee | 21 Agustus, 2011 pukul 12:21
Karena menggunakan voltase 1,2 volt per batray, kayak nya kurang maksimal jika di pergunakan untuk peralatan yang memerlukan tegangan 1,5 volt dan kelipatannya.
3. hans | 20 Desember, 2012 pukul 09:42
knapa pembuat btre cas hnya membuatnya 1,2 volt , smpai skrang sy msi sngat tdk mgerti , dbuat 1,5 ap sing susahnya y,
byk alat yg mengangpa btre cas sdah hbis karena tgangannya terlalu rendah, teknologi yang menyusahkan,
andai dkluarkan yg pure 1,5 volt pasti bkal jadi trobosan baru dan lebih laku !!!
ad engginer yg tertarik