Posts filed under ‘Belajar Hijau’
Film Sharkwater Extinction

Saya sangat terkesan dengan film Sharkwater Extinction yang bisa di tonton di Amazon Prime Video Indonesia. Rob Steward sebagai penulis dan sutradara benar-benar bisa memberikan ketenangan sambil menyelam di antara hiu-hiu di laut sehingga kita pun bisa melihat bahwa ikan hiu itu tidak seseram yang sering digambarkan orang. Malah saat ini ikan-ikan hiu itu sangat mengenaskan karena terus di buru terutama hanya untuk memotong siripnya dan dikirim ke Hong Kong dan China. Hong Kong sendiri bertanggung jawab untuk 40 persen dari seluruh perdagangan sirip hiu global.
Pandemi Covid-19 ynag terjadi di tahun 2020 pun tidak dapat menyelamatkan ikan hiu saat semua mengira akan mengurangi konsumsi sirip ikan hiu. Ternyata menurut harian SCMP, pemburuan sirip ikan hiu terus terjadi karena para nelayan kesulitan dan bahkan kehilangan mendapat pekerjaan sehingga mereka pun kembali memburu ikan hiu.
Setip tahun, sekitar 100 juta ikan hiu dibunuh. Dan karena nilai tertinggi adalah sirip ikan hiu itu sendiri, maka dagingnya yang menjadi sampah pun menjadi alternatif daging ikan yang digunakan di banyak produk yang mengaku mengandung bahan ikan, tanpa konsumen mengerti bahwa isi bahan ikan tersebut adalah daging ikan hiu. Produk ini mulai dari produk makanan manusia, makanan peliharaan, kosmetik, dll seperti yang dikatakan di kampanye #sharkfree. Kebanyakan orang tidak mengerti bahwa ikan hiu, sebagai predator tertinggi di laut, mereka mengandung merkuri yang tinggi sekali, dan dapat membahayakan manusia yang ternyata mengkonsumsi tanpa sadar. Dalam hal Covid-19 juga, ternyata beberapa perusahaan pembuatan vaksin Covid-19 juga bergantung pada ikan hiu terutama organ hati ikan itu untuk produksi dan memperbanyak vaksin tersebut. Sehingga bisa diprediksi bahwa akan ada 500 ribu ikan hiu yang akan dipakai untuk produksi vaksin.
Untuk itu, sebagai pembelajaran, saya harap anda akan menonton film Sharkwater Extinction dan mulai semakin mengerti arti pentingnya ikan hiu dalam kehidupan manusia, dan perlunya kampanye untuk menyetop konsumsi sirip ikan hiu dan penggunaan daging hiu di semua produk.
Ayo kita sama-sama selamatkan ikan hiu untuk menyelamatkan bumi kita bersama.
#sharkfree
Pegang erat-erat balonmu
Belajar Hijau untuk Anak-Anak
Mengapa balon bisa terbang?
Balon terbang karena diisi dengan gas helium yang lebih ringan dari udara kita sehingga bisa terbang. Wow!
Tetapi apa sih yang membuat balon berbahaya untuk lingkungan?
Kalau balon dipegang erat-erat maka ketika balon sudah tidak terbang lagi maka bisa dipakai kembali atau kalau meletus bisa dibuang.
Tetapi kalau balon tidak dipegang erat-erat, maka ketika balon terbang di udara, balon bisa terbawa angin ke tengah laut. Walaupun laut itu beratus-ratus kilometer jauhnya, balon bisa tetap terbawa ke laut! (lebih…)
Pilih Banjir, Tunggu Jokowi, atau Bikin Lubang Biopori?
Disadur dari kompas.com
KOMPAS.com – Salah satu cara paling sederhana mencegah banjir di ibukota saat ini adalah membuat sumur resapan atau lubang biopori. Secara teoritis, sumur resapan tidak hanya mengurangi risiko banjir, namun juga menjaga cadangan air.
Sampai hari ini, banjir sudah merendam Jakarta selama tiga hari sejak Rabu (16/1/2013) lalu. Meskipun di beberapa titik ibukota kondisi banjir mulai surut, proses evakuasi masih berjalan.
Melalui pernyataannya pada Rabu (16/1/2013) lalu, Gubernur DKI Joko “Jokowi” Widodo mengatakan, pihaknya sudah mempersiapkan anggaran sebesar Rp 250 miliar khusus untuk memasang sumur resapan sebanyak 10 ribu buah. Namun, proses pemenuhan target tersebut terhambat penetapan APBD 2013.
Sebenarnya, sumur resapan dengan skala lebih kecil dapat dibangun sendiri oleh warga di tiap-tiap pekarangan rumahnya. Masuknya air hujan melalui peresapan ini akan menjaga cadangan air tanah. Dengan begitu, hujan tidak hanya “terbuang percuma” dan membuat genangan, namun memberikan keuntungan bagi kehidupan warga. (lebih…)
Belajar hijau untuk mengurangi dampak konsumsi barang
Buy, Use, Toss adalah buku yang cocok untuk grade 9-12 yang dikeluarkan oleh Facing the Future.org untuk program selama 2 minggu.
Tujuan dari buku ini adalah agar murid-murid dapat lebih kritis dan mengetahui lebih jauh konsekuensi dari konsumsi mereka seperti pembelian barang-barang, mulai dari pembuatannya hingga saat barang sudah tidak dipakai atau dibuang.
Ukuran download adalah 4.7 mb jadi cukup besar.
Copot Popok
Anak-anak bayi sekarang sudah tentu kebanyakan menggunakan popok. Tergantung keluarga masing-masing, ada yang memakai popok kain yang dapat di cuci kembali atau popok sekali pakai yang walaupun mudah dan nyaman tetapi mahal dan menghasilkan sampah yang cukup banyak. Sampah popok bukan saja sangat sulit terdaur ulang, tetapi juga menjadi sampah yang sangat bau dan mencemari lingkungan.
Oleh karena itu para orang tua harus menstrategikan cara copot popok sesegera mungkin. Sebenarnya copot popok ini bukan saja merupakan skill yang penting untuk anak tersebut, tetapi juga akan terasa nyaman untuk anak itu. Selain itu tentunya banyak pengeluaran yang dapat di hemat dari tidak membeli popok lagi.
Tetapi cara copot popok itu berbeda dari anak yang satu dengan yang lain. Biasanya anak sudah dapat mengatur otot untuk buang air kecil di umur 18 bulan, walaupun tidak selalu begitu. Tidak mudah untuk memaksakan dan tergantung kesiapan anak tersebut.
Beberapa tips untuk copot popok:
- Anak anda sudah dapat mengerti arti dari buang air kecil dan besar serta bedanya
- Mulai mengenal kamar kecil di rumah anda
- Lebih baik ada kesiapan fisik seperti bisa buka celana sendiri dan berjalan ke kamar kecil
- Bisa diberi insentif seperti permen dalam tahap-tahap awal
Apakah anda juga memiliki pengalaman dengan tips-tips lainnya?
Yang pasti, anda sebagai orang tua harus sabar dalam hal ini dan tidak memaksakan. Tetapi bila anda berhasil, maka saya yakin bahwa anda akan sangat bangga terhadap anak anda dan diri anda juga. Dengan hal ini, tentu saja anda akan membantu mengurangi sampah-sampah popok yang sangat mencemari lingkungan. Selamat mencoba.
Budaya Aji Mumpung
Saat anda mengambil saus sambal di restoran siap saji sebanyak-banyaknya, saat anda buang-buang air saat numpang di rumah saudara, atau saat anda tidak mematikan lampu hotel karena merasa bayar, semua itu adalah budaya aji mumpung.
Budaya aji mumpung ini dapat di lihat dimana-mana dan kalau kita perhatikan, kita pun melakukan hal-hal itu. Budaya aji mumpung itu sangat menguras energi dan sumber daya yang seharusnya dapat di hemat. Contohnya adalah bila anda mengambil saus sambal terlalu banyak di restoran siap saji maka pasti saus yang tidak termakan dibuang begitu saja. Atau saat anda keluar dari kamar hotel dan tidak mematikan lampu dan AC dengan alasan termasuk dalam tarif penginapan, maka anda pun membuang energi percuma yang seharusnya dapat di hemat.
Coba saat anda pergi ke pesta dan ada banyak makanan, coba sana, coba sini, yang tidak habis ditinggalkan begitu saja. Berapa banyak bahan baku makanan yang terbuang, dimana masih banyak orang yang membutuhkan makanan. Rasanya miris melihatnya. (lebih…)
Carbon Footprint Calculator
Untuk anda yang ingin mengetahui berapa banyak ton carbon yang anda hasilkan dalam 1 tahun, maka kalkulator karbon ini dapat secara gambaran global memberikan hasil walaupun tidak akurat sekali.
Kalkulator ini juga tersedia dalam bahasa Indonesia sehingga tidak perlu repot menterjemahkan sendiri. Selain itu anda akan melihat perbandingan jumlah ton CO2 yang dihasilkan dengan berapa batang pohon yang harus ditanam dan dirawat serta emisi rata-rata negara lain.
Cobain deh. Klik disini saja.
Cuci tangan hemat air dan bersih
Tanggal 15 Oktober 2009 yang lalu adalah Hari Cuci Tangan Sedunia yang diadakan dalam rangka membuat kebiasaan bersih terutama untuk anak-anak. Mencuci tangan adalah kebiasaan yang sangat baik dan cara yang paling efektif serta murah untuk mencegah penyakit seperti diare, penyakit menular dll.
Slogan yang dipakai untuk Global Handwashing Day ini pun adalah “Clean Hands Save Lives” sehingga diharapkan anak-anak akan belajar cara mencuci tangan yang baik oleh organisasi dan perusahaan yang ikut berpartisipasi dalam acara global ini.
Apa hubungannya dengan blog Aku Ingin Hijau? Bersih belum tentu hemat air, tetapi menurut saya hemat air bisa lebih bersih. Maksud dari pernyataan ini adalah, kalau kita mencuci tangan dengan air kran yang mengalir, maka kita akan mencuci tangan lebih cepat-cepat karena merasa membuang air dan diburu-buru oleh suara air tersebut. Tetapi kalau pada saat mencuci tangan kita mematikan keran air dahulu saat kita membasuh dengan sabun maka kita dapat membasuh tangan kita dengan sabun dengan lebih baik, teliti dan lama sehingga pastinya akan lebih sehat. Selain sehat, juga hemat air.
Jadi, bukan hanya cuci tangan saja untuk bersih, tetapi matikan keran air dahulu saat membasuh dengan sabun sehingga kita dapat mencuci tangan dengan lebih lama dan tuntas. Jangan lupa untuk tidak membuka kran air terlalu besar juga sehingga akan lebih hemat.
Ajarkan kebiasaan ini ke anak-anak anda.
Komentar Terbaru