Dilema Kertas Kado

20 Desember, 2007 at 22:50 16 komentar

Kertas kado

Sudah beberapa lama saya berfikir cara yang terbaik untuk memberikan kado. Cara kita memberi hadiah adalah dengan dibungkus kertas kado sehingga barang yang akan kita berikan tidak terlihat. Itulah intinya. Agar barang tidak terlihat dulu dan ada surprise effect.

Saya yakin anda pernah juga berfikir,”Wah sayang banget kertas kado cuma dipakai sekali langsung dirobek-robek, tidak bisa dipakai lagi.” Dan memang kita yang membeli kertas kado pun sebal karena ini sama saja seperti merokok. Kertas kita beli hanya untuk dibuang. Tetapi kalau kita tidak memakai kertas kado seperti barbar saja. Apakah tidak ada alternatif lain?Kantong kado

Saya sudah mencoba memakai kantong yang bagus sebagai pengganti kertas kado sehingga kita bisa tambahkan saja sehelai kain sebagai pembungkus hadiah yang juga dapat di gunakan berulang kali. Cara ini cukup baik tetapi lebih mahal dibandingkan menggunakan kertas kado yang kadang sangat murah. Kalau semua orang sudah melakukan hal yang sama dengan memberikan kantong kado, maka hal ini akan menjadi murah karena kita pun akan tetap mendapatkan lagi dari orang lain. Tetapi kalau kita harus memulai kebiasaan ini dulu, maka kocek yang dirogoh juga cukup besar.

Alternatif lain adalah membeli kertas daur ulang yang memang dibuat sebagai kertas hadiah seperti yang dapat anda beli dari Kedai Daur Ulang. Kertas ini memang dibuat dari kertas daur ulang, dan tetap dapat didaur ulang lagi serta tidak memakai print sehingga tidak membuang bahan tinta juga.

Koran juga merupakan alternatif, tetapi kadang kok jadi kelihatannya orang belum bisa menerima walaupun kita sudah tambahkan pita, dll. Memang orang pun sulit untuk dirubah kebiasaannya. Dan hal memberi hadiah adalah kebudayaan/tata cara norma sosial pergaulan, sehingga kalau kita melakukannya sendirian akan terlihat aneh.

Ada yang memberikan saran untuk menggunakan kain yang bagus seperti syal sekalian diberikan juga syalnya untuk dipakai. Tetapi ini malah lebih mahal lagi dari hanya kantong kado. Alternatifnya bisa juga bila kita ada kain yang masih cukup baik tetapi tidak terpakai bisa juga dipakai tinggal ditambah pita diatasnya. Bisa juga kalau ada poster lama atau bekas peta yang dapat dipakai halaman sebaliknya. Kalau kertas koran sih agak kurang sopan kecuali untuk keadaan tertentu, dan tetap bisa diberikan pita pemanis diatasnya.

gift boxAda lagi yang memberikan hadiah sekalian dengan tupperware sehingga tupperware tersebut juga bisa digunakan lagi, alias tidak ada yang terbuang. Lain lagi dengan kardus kado yang bagus-bagus juga. Ini juga bisa dipakai lagi karena tidak dirobek. Tinggal diberi pita saja sudah bagus, kardus bisa dipakai untuk memberi kado ke orang lain atau dipakai sebagai media penyimpanan.

Pada akhirnya, saya masih belum mendapatkan sesuatu yang paling sreg untuk memberi kado. Yang pasti, kalau anda diberi hadiah dengan kertas kado, jangan asal robek. Buka pelan-pelan agar kertas dapat dipakai kembali oleh anda untuk membungkus kado berikutnya.

Apakah anda punya ide lain? harap dibagi pengalaman, sharing atau pengetahuannya.

Iklan

Entry filed under: Lingkungan Rumah.

Tidur Nyaman dan Hemat (kalau udara luar adem) Carrefour Menjual Tas Belanja Pengganti Kantong Plastik

16 Komentar Add your own

  • 1. rumahkayubekas  |  21 Desember, 2007 pukul 09:26

    Salam,
    Posting yang bermanfaat,
    Pertama tentu saja setuju dengan kertas yang tidak sembarang dirobek..
    Simpan, untuk bisa dipergunakan lagi.
    Kertas2 daur- ulang sudah semakin cantik, jadi tidak ada alasan sebetulnya untuk tidak menggunakannya. Hanya barangkali harganya yang relatif masih mahal, karena masih jarang yang menggunakannya.
    Bagaimana dengan kotak2 berbahan kertas daur- ulang berbagai ukuran, yang sudah banyak juga dibuat? Yang bisa juga digunakan setelahnya untuk hal2 lain?
    Salam,

  • 2. dodolipet  |  21 Desember, 2007 pukul 16:03

    Memang sih kertas daur ulang sayangnya masih agak mahal. kotak berbahan daur ulang juga karena kertasnya masih mahal jadi lebih mahal….

    Memang susah yah… mau hemat dan ramah lingkungan, hidup malah jadi mahal.

  • 3. aRuL  |  21 Desember, 2007 pukul 16:36

    bagus banget artikelnya 🙂

  • 4. alief  |  22 Desember, 2007 pukul 00:35

    bikin Kaleidoskop-Blog™ yuk… Liat contohnya di
    http://alief.wordpress.com/ 🙂

  • 5. dodolipet  |  22 Desember, 2007 pukul 01:40

    Bagus juga cak. tapi perlu waktu nih…

  • 6. BaRT  |  27 Desember, 2007 pukul 07:53

    Kalau saya dan teman2 sih, sudah mulai membiasakan memberi kado tanpa bungkus (kecuali bungkus aslinya). Seperti kemarin ada teman kawinan, kita beri mereka TV. Ya dibawa langsung dengan kardus TV nya, cuma tetap kita kasih pita buat pemanis aja. Cuma yaaa, gak tau deh kalau kita mau ngasih gelas …. masih pede juga gak ya hehehehe….

    Btw, blognya saya blogroll ya Pak 🙂

  • 7. go green  |  2 Januari, 2008 pukul 19:56

    ummm….
    dpt ide baru nich..
    kan di fotocopyan banyak yg punya sisa box bekas kertas yg ga berguna..
    ya,emg sich ga gratis..
    tp harganya relatif murah cuma seribuan doank..
    trz,,dipermanis pake kertas kado..
    biasanya di warung2 kcl hrga kertas kado cuma lima ratus perak doank..
    trz.. kita bs ksh hadiah ke temen kita pake box it,,
    tnggl di tambah pita,,
    box yg udh dpake buat bungkus kado ni msh bs dpake lg buat tempat nyimpen buku atau barang2 laen..
    jd nggak sia2..
    dan kita juga dah ngebantu bumi dg me-reuse box bekas tadi..
    gampang khan..
    murah lagi..
    go green peace..
    ‘n save our earth..

  • 8. andri  |  4 Januari, 2008 pukul 11:04

    Idenya go green bagus juga. Untuk lebih fungsional lagi, sekalian aja kertas kadonya dibuat untuk melapis bokx, bukan membungkus. Kalau untuk bungkus, dilema lagi kan kalau si penerima peduli utk re-use kertas kado. Kalau kita lapisi boks itu dgn kertas kado, praktis buat si penerima untuk menggunakannya lagi utk tempat buku dll.

  • 9. nadira  |  8 Januari, 2008 pukul 16:05

    kadang saya membiasakan memberi angpao saja , shg ybs bisa membeli sendiri hadiah yg diinginkan tanpa ktia repot membungkusnya dan yg pasti memang dia beli yg dibutuhkan

  • 10. Cara membungkus kado dengan kain ala Jepang « Aku Ingin Hijau  |  17 Desember, 2008 pukul 18:28

    […] artikel sebelumnya berjudul Dilema Kertas Kado saya sudah menyebutkan beberapa alternatif untuk membungkus kado mulai dari kertas koran, bekas […]

  • 11. LISTANTO  |  6 April, 2009 pukul 19:15

    Sebaiknya kita perlu meniru hal tersebut karena di samping kita memelihara kebersihan kita juga berlatih untuk mandiri, kita tak perlu membeli kertas lagi dan membiasakan hidup hemat serta memelihara lingkungan supaya tidak menjadi tercemar.

  • 12. reeee  |  10 September, 2009 pukul 13:02

    kasih gambar dund bear jelazzzzzzzzz

  • 13. cHeLLz wHeEaNd  |  13 November, 2009 pukul 10:56

    aq mw tnya,,apa,,Anda cma sekedar membuat sj,,apa tdk berbisnis ato bka industri kotag kado..thengz

  • 14. Confession of an Amateur Environmentalist « BIG LOVE BIG  |  28 Juli, 2010 pukul 16:05

    […] cutter, slide it up and start slicing those papers into for equal rectangles. It’s a good way to reuse your paper really. I’ve used it to leave notes for colleagues, write lunch orders and many […]

  • 15. baju bali  |  7 Februari, 2011 pukul 15:47

    bungkus kado yang bagus , thanks yaa infonya

  • 16. Baju Bali  |  9 November, 2011 pukul 21:56

    Wah kebetulan tadi nyari cara untuk memilih kertas kado dan membungkusnya untuk suami saya.. makasih ya artikelnya

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Gambar Twitter

You are commenting using your Twitter account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s

Trackback this post  |  Subscribe to the comments via RSS Feed


Agenda

Archives

RSS Bisnishijau.Org

  • Sebuah galat telah terjadi; umpan tersebut kemungkinan sedang anjlok. Coba lagi nanti.

Kampanye Hijau











Statistik Pengunjung

  • 2.463.795 Pengunjung

Statistik

Enter your email address to subscribe to this blog and receive notifications of new posts by email.

Bergabung dengan 318 pelanggan lain

%d blogger menyukai ini: