Demo Hijau Dong!!
21 Mei, 2008 at 00:01 18 komentar
Dengan adanya rencana pemerintah untuk menaikkan BBM, maka demo pun mulai marak lagi terutama di ibukota Jakarta. Para pendemo ini ceritanya selalu menginginkan perubahan dari pemerintah, mengutarakan keinginan rakyat, dan lain-lain. Saya suka sebal juga kalau demo malah bikin macet. Tapi bukan itu saja ulah mereka yang katanya lebih memiliki pola pikir yang berbeda, maju, modern, dan bisa dibilang anak sekolahan karena banyak dari pendemo adalah mahasiswa.
Saya bukannya anti-demo. Demo adalah salah satu bentuk wujud demokrasi di Indonesia dimana rakyat memberikan suaranya kepada pemerintah.
Tapi coba perhatikan deh cara-cara demo. Ada yang memakai spanduk, selebaran, pamflet, stiker, sampai karton dan kayu yang ditulisi macam-macam dan yang paing parah membakar ban. Apalagi setelah demo selesai. Bukannya masalah selesai malah membuat masalah baru karena para pendemo dengan seenaknya membuang sampah sembarangan mulai dari bekas selebaran yang asal dibuang, kantong plastik bekas minum, botol air mineral, permen, dan lain-lain. Memang yang senang sih para pemulung, tetapi anak sekolahan yang katanya berilmu tinggi dan jago cuap-cuap malah tidak introspeksi diri untuk berubah dulu dari hal yang kecil, yaitu membuang sampah dengan benar. Katanya yang suka demo itu berarti aktif di kampus, kritis ke masalah-masalah negara, membela masyarakat, dan mungkin cita-citanya jadi politisi. Bagaimana politisi kita bisa pada bener kalau baru demo saja sudah asal buang sampah. Itu namanya bibit politisi yang tidak tahu aturan, tidak introspeksi diri dan tidak memberi contoh yang baik.
Emang budaya kita kalau lagi rame-rame akhirnya sudah tidak menerapkan adanya peraturan dan undang-undang. Dalam hati, siapa yang berani kalau lagi rame begini, jadi buang sampah pun cuek aja. Akhirnya, karena demo biasanya di jalan protokol (biar kelihatan) akhirnya jalan protokol kita setiap habis demo pasti benar-benar penuh sampah. Mungkin supaya efek demonya terus terlihat oleh masyarakat.
Apa gak bisa demo yang teratur dan bersih? Semua pasti harus dimulai dari pemimpin demonya juga. Kasih contoh yang baik. Buang sampah yang benar, jangan cuma kata-kata untuk pemerintah, tapi berikan juga wejangan kepada semua anggota demo supaya berdemo hijau.
Coba bayangkan. Berapa banyak kertas pamflet yang terbuang percuma begitu saja. Berapa banyak polusi yang dihasilkan oleh ban yang dibakar (yang ini memang keterlaluan)
Kalau anda masih kuliah dan mengetahui teman-teman yang mau demo, tolong dong ingatkan agar mereka berdemo hijau.
Ayo dong tunjukkan bahwa pendemo bukan hanya pintar cuap-cuap di mulut tetapi juga mampu melakukan perubahan untuk masa depan yang lebih baik. Jadilah contoh calon politisi yang tangguh dan dapat memimpin rakyat dengan baik dengan memberi contoh.
Entry filed under: Berita Lingkungan, Manifesto Hijau.
18 Komentar Add your own
Tinggalkan Balasan
Trackback this post | Subscribe to the comments via RSS Feed
1. bhq | 21 Mei, 2008 pukul 03:19
setuju !
Sudah lama saya punya uneg-2 yang sama.
Kenapa sih demo itu harus bentrok, bakar, dorong, rusak?
Harusnya mahasiswa bisa membedakan dirinya ketika demo dengan demo2 non mahasiswa.
2. Lina | 21 Mei, 2008 pukul 07:34
Setuju banget!!! Emang udah waktunya ada yang mengingatkan para “pendemo-yg-katanya-calon-pemimpin-dan-penerus-bangsa” untuk introspeksi diri dalam aksinya. Tidak heran kalau para pemimpin bangsa cuek aja ama yang namanya demo, toh kayak ‘maling-tereak-maling’ juga… Ayo.. let’s go green, even in demo!!
3. Ngadimin.Org » Ciri Khas Demonstrasi Di Indonesia | 21 Mei, 2008 pukul 11:03
[…] UPDATE 21 Mei 2008, berkaitan dengan bakar ban di jalan, sepertinya demo sekarang tidak termasuk demo hijau. […]
4. agung | 21 Mei, 2008 pukul 14:58
yapp setuju banget dengan demo hijau.
khususnya bagi kaum intelek yang tentunya berwawasan luas.
malu kan ngaku mahasiswa, tapi bisanya cuman ngerusak fasilitas. kasian orang-orang yang udah bayar pajak… jadi sia sia karena dirusak dan di korupsi…
saya dukung demo hijau
hidup mahasiswa!!!
5. enggar | 21 Mei, 2008 pukul 17:35
Setuju. Slogan mulailah dari diri sendiri itu memang tepat.
6. Doli Anggia Harahap | 22 Mei, 2008 pukul 00:05
mungkin sedikit terkait dengan postinganku yg terbaru bang..
boleh dicoba singgah..
————————–
Aku setuju sama isi tulisan di atas..
ini menunjukkan kebanyakan mental rakyat kita masih terlalu labil
7. bandung tanpa pohon | 22 Mei, 2008 pukul 19:59
saya demo lewat blog ;)…klik aja bandungtanpapohon.blogspot.com
8. Prabowo Murti | 22 Mei, 2008 pukul 23:01
🙂 Saya setuju sekali Mas.
Terkadang miris juga rasanya kalau melihat mahasiswa yang menolak kenaikan harga BBM, justru menghamburkan BBM. Saya pikir masih ada solusi lain, bidang lain, sisi lain di mana kita bisa berkontribusi. Misalnya dengan ajakan kepada masyarakat untuk menghemat energi dan memberikan cara dalam mengatur anggaran pembelian bahan bakar minyak.
Toh kebijakan tentang kenaikan harga BBM sudah diumumkan… Tinggal bagaimana cara kita menyikapinya..
CMIIW
9. tikno | 23 Mei, 2008 pukul 11:53
saya sangat setuju dengan konentar anda
10. Sandro | 23 Mei, 2008 pukul 16:10
Sedih memang……, tapi inilah INDONESIA….
11. frida | 27 Mei, 2008 pukul 13:32
Setuju!!!
Saya yakin mayoritas mereka taunya konsumsi, konsumsi dan konsumsi, gak peduli dengan gerakan hijau. Jadilah menilai kenaikan ini dari satu sisi.
Padahal, ini momen bagi kita utk berhemat toh?
12. Lily sopian | 28 Mei, 2008 pukul 13:15
Setuju banget!!!!!
Memang miris sekali melihat keadaan Indonesia saat ini.
Begitu banyak hal – hal memalukan yang terjadi belakangan ini.
Dan tentunya yang paling menyedot perhatian sekarang adalah masalah Mahasiswa – mahasiswa ini. Katanya kaum intelektual, tapi tidak bersikap intelektual. Katanya orang yang berpendidikan, tapi seperti tidak pernah sekolah.
Saya tidak meragukank kecintaan mereka terhadap bangsa ini.
Tapi, saya sangat berharap sebelum para mahasiswa ini berteriak – teriak tentang suatu kebenaran mereka memahami dulu, slogan ini “mengkritk akan lebih mudah dibandingkan menjalaninya”.
13. bintang ketjil | 2 Juni, 2008 pukul 02:02
sWeeetujUUUUU,,,,,
saya juga sering sebel liat ulah2 para mahasiswa (yang ngakunya intelek itu) unjuk rasa tanpa ada esensi yang jelas,,,
yang ada malah nambah2in masalah,,,
malu maluin mahasiswa aja,,,,
hmpf,,,,
sepertinya harus dipikirkan kembali cara unjuk rasa yang lebih kreatif, berguna, ga ngerugiin masyarakat yang lain,,,
semoga mereka yang diluar sana segera sadar,,,,
HIDUP MAHASISWA!!!!!
14. dphy | 9 Juni, 2008 pukul 16:25
yah, sebenernya tuh pemrintah ndengerin ga sih..
malah jangan2 mreka ga tau kalo rakyatnya pada demo..(?)
15. Reza | 8 Agustus, 2008 pukul 19:26
Semua hal didunia ini ada dampak positif dan negatifnya. jadi tinggal bagaimana kta melihat sebarapa besar dampaknya.
sampah yang berserakan tidak bisa dibandingkan dengan penderitaan rakyat..
jadi itu adalah hal yang wajar…
mau cari demo yang hijau, silakan habiskan waktu anda kalau didengar oleh pemerintah..
16. Aku Ingin Hijau | 8 Agustus, 2008 pukul 21:41
Dear Reza. Benar semua ada positif dan negatif. tetapi tidak berarti kalau kita demo hijau berarti tidak didengar oleh pemerintah. Apa anda bisa membenarkan demo yang merusak gedung, membakar ban, apalagi mobil? Sampah yang berserakan pun tanda bahwa pendemo itu tidak bertanggung jawab. kenapa panitia demo tidak menyediakan saja kantong sampah hitam untuk semua pendemonya? Apa itu terlalu mahal? Apa lebih mahal dari membuat spanduk yang lalu dibuang-buang? Papan styrofoam yang hanya dipakai sekali, asal bisa masuk TV? Saya mengerti kalau mau anda mau demo, tetapi saya tetap tidak setuju kalau anda mau membenarkan sampah yang anda buang.
17. Diah | 9 Januari, 2009 pukul 21:55
Waktu saya SD, waktu itu ada satu artikel dari majalah anak-anak (B**O, ada copyrightnya nih, hehe) bahwa demo-demo yang dilakukan para mahasiswa itu menghasilkan sampah yang menyusahkan para penyapu jalan. Juga ada informasi dari suatu stasiun TV swasta yang membahas hal yang sama. Dari saya masih SD, tahun 2002, hingga sekarang, 2009, hal itu tak pernah terubah. Bagaimana bisa?
18. wingky | 31 Maret, 2010 pukul 17:46
banget . . banget setuju pak . . .
saya sering kesel melihat aksi kk mahasiswa yang sedang demo, apalagi pendemo yang bergaya kaya jagoan, yang seakan akan dy bisa membawa perubahan, demo boleh az bang tapi tolong hargain orang di sekitar kita apakah mereka yang ada di sekitar kita tidak merasa terganggu dengan apa yang kalian lakukan, memblokir jalan, membuat kerusuhan, dan banyak hal yang membuat ketidak nyamanan orang disekitar kita . .
kk mahasiswa demo dengan tertib, kami sangat mendukung, dan akan membantu dengan sepunuh hati.
apakah chaos di tempat kuliah diajarkan.
kebetulan rumah saya dekat kampus, ,
dan saya sering merasa risih dengan ulah pendemo yang chaos . .