Posts tagged ‘Solusi Banjir’
Kategori baru “Solusi Banjir”
Banjir… banjir… sudah menjadi cerita lama dan selalu menjadi momok dari kota-kota di Indonesia. Bukan saja Jakarta, tetapi mungkin karena melihat ibukota yang menjadi contoh, akhirnya semakin banyak kota-kota lain di Indonesia yang seharusnya tidak banjir jadi ikut-ikutan banjir.
Hal ini perlu dicermati dan diketahui oleh semakin banyak orang sehingga tingkat kesadaran kita akan lingkungan akan semakin baik.
Sepertinya sih masalah utama dari banjir kita, selain dari permukaan tanah yang semakin rendah, kurangnya daerah terbuka hijau untuk resapan baik publik maupun di rumah masing-masing, adalah kesadaran membuang sampah sembarangan.
Mungkin kalau semua orang bisa mengurangi atau berhenti membuang sampah sembarangan pun akan sangat-sangat membantu mengurangi banjir.
Semoga kategori ini bisa bermanfaat.
Link ke kategori Solusi Banjir
Penghalang resapan air
Sudah sering kita dengar bahwa kota-kota besar semakin lama semakin banjir. Kalau Jakarta karena ibukota jadi jangan ditanya, karena sudah pasti nomor satu dan jagoan banjir. Kota-kota lain pun berpacu untuk mengikuti perkembangan Jakarta dan juga jadi semakin banjir. Saya sudah tulis dalam artikel “Saluran Got Bukan Tempat Sampah” bahwa kita jelas tidak boleh buang sampah sembarangan karena semua sampah dan air kita akhirnya akan bermuara dari got, ke kali, ke sungai, ke danau, dan semua akhirnya ke laut. Kita perlu memikirkan membuat taman resapan air kecil-kecilan di depan rumah kita karena semua hal kecil ini pun akan membantu memperlambat arus air sehingga memperlambat banjir.
Gambar di bawah ini menjelaskan hubungan antara resapan dan juga penghalangnya seperti aspal, rumah, gedung dan jalanan.
Air Hujan dan Kita
Saat hujan dicaci-maki, saat kering di cari-cari. Itulah air hujan. Air hujan pada hakekatnya merupakan berkat dari “langit” yang dimampukan dengan adanya siklus air di Bumi kita ini. Memang air hujan adalah bagian dari siklus air yang pernah saya tampilkan pada artikel Fakta Air di Bumi.
Air hujan memang akan terus menerus ada karena siklus tersebut. Tetapi dengan adanya pergantian musim, maka hujan pun akan diganti dengan musim kemarau. Air hujan yang jatuh di kebanyakan tempat di kota-kota besar pun tidak terserap ke dalam tanah, malah terbuang ke got yang akhirnya meluap dan menyebabkan banjir.
Buku “Air Hujan dan Kita” ini memberi petunjuk bagaimana memperoleh dan menggunakan air hujan bagi kebutuhan sendiri atau kelompok. Buku ini juga dilengkapi dengan gambar dan desain-desain menarik yang sangat mudah dan murah dalam implementasinya. (lebih…)
Saluran got bukan tempat sampah
“Jalanan banjir!”. “Drainase jelek!”. “Sampah tutupi pintu air!”. “Pemerintah gagal membersihkan kali!”. “Musim banjir datang lagi!”. “Pemerintah tidak siap hadapi musim hujan!”.
Itu adalah kata-kata yang sering dilontarkan media maupun masyarakat kalau sudah dekat-dekat musim hujan. Saya sih bukannya mau membela negara. Tetapi terlalu banyak orang yang tidak mau tahu, tidak peduli yang penting tidak banjir. Tetap saja buang sampah sembarangan tetapi tidak mau banjir.
Kalau tidak introspeksi diri kita masing-masing, negara manapun tidak akan sanggup menghadapi permasalahan perkotaan di Indonesia ini kalau masyarakatnya hanya bisa protes dan demo tanpa mau sadar dan memperbaiki diri.
Sebenarnya semua masalah banjir, sampah di kali dan laut, asalnya adalah saluran got di depan rumah kita masing-masing. Coba setelah membaca artikel ini, anda menyempatkan diri ke luar rumah dan melihat keadaan saluran got anda. Apakah lancar? hanya telihat air saja? banyak sampah menumpuk? air tidak jalan sama sekali dan gelap gulita? (lebih…)
Paving Berumput. Alternatif lapangan parkir yang membantu mengurangi banjir dan polusi.
Salah satu penyebab banjir adalah air hujan yang tidak teresap ke dalam tanah. Padahal resapan air sangat diperlukan bukan hanya untuk mencegah banjir tetapi juga untuk memperbaiki kualitas dan kuantitas air tanah. Banyak orang yang lupa saat membuat tempat parkir mobil, teras, atau jalanan dimana tanah tertutup rapat dengan beton dan aspal.
Paving berumput adalah salah satu solusi yang bukan hanya dapat membantu peresapan air, tetapi juga dengan rumput yang tumbuh bisa membantu mengurangi karbondioksida di udara. Paving juga kuat untuk mobil ataupun truk walaupun lebih disarankan untuk lokasi dengan lalu lintas yang rendah. Tempat parkir rumah dan kantor adalah 2 contoh yang sangat cocok menggunakan paving berumput. Tempat parkir biasanya diaspal, tanpa taman, tidak ada pohon sama sekali sehingga untuk menurut saya banyak sekali tempat parkir yang dibuat saat ini sangat-sangat tidak ramah lingkungan. Padahal kalau tempat parkir tersebut dibuat dari paving berumput, malah ditambah taman atap diatas rumah/ruko/mal tersebut, resapan air hujan akan jauh lebih baik. (lebih…)
Contoh Rumah Dengan Taman Atap
Ini adalah sebuah contoh rumah dengan taman atap yang sangat bagus. Rumah dibuat dengan design minimalis. Bisa dilihat bahwa di atas dan di samping terdapat banyak taman sehingga ketika hujan pun air bisa terserap dan tidak langsung masuk ke selokan yang akhirnya mengurangi potensi banjir. Rumah ini saya potret di Jakarta. Mudah-mudahan bisa menjadi inspirasi agar semakin banyak orang membuat taman atap.
10 Hal yang dapat dilakukan sebelum musim hujan
Musim hujan sudah sebentar lagi. Kebanyakan orang sudah terlambat persiapan
- Bersihkan dan perdalam selokan di sekitar rumah anda. Kalau got banyak kotoran dan lumpur harus dikeruk agar jadi lebih dalam.
- Bersihkan talang rumah anda untuk mencegah demam berdarah
- Tanam pohon sebanyak-banyaknya. Boleh di pot dan lebih baik di taman. Musim hujan sangat cocok untuk menanam pohon karena pohon lebih mudah adaptasi ke lingkungan baru
- Buat sumur resapan. Paling tidak resapan BioPori
- Cek genteng rumah anda untuk menghindari kebocoran
- Buat penadah air hujan. Air semakin susah. Jangan dibuang percuma
- Cek seluruh rumah untuk tempat genangan air tempat bersarangnya nyamuk.
- Gemburkan tanah kebun anda agar bisa menyerap dengan lebih baik
- Siapkan lilin dan senter beserta baterai bila mati lampu
- Jangan lupa persiapkan cadangan makanan untuk berjaga-jaga dari banjir
Mudah-mudahan dengan 10 tips ini kita bisa tidur lebih tenang di musim hujan.
Atap Hijau di Belantara Beton Kota
Diambil dari Kompas, 7 Oktober 2007
Oleh: Evawani Ellisa, Pengajar di Departemen Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Indonesia.
Gambar diatas adalah sebuah mal bernama Namba Park yang terletak di kota Osaka
Di kawasan kota yang telanjur padat, memperoleh lahan terbuka bukanlah soal mudah. DKI Jakarta dengan lahan seluas 66.126 hektar dan ruang hijau 9 persen atau 5.951 hektar, perlu membebaskan sekitar 13.000 hektar lahan bila ingin memenuhi patokan lazim 30 persen lahan terbuka hijau.
Jepang juga menghadapi persoalan sama. Sejak abad ke-17, sifat land hungry (lapar lahan) dalam praktik mengonsumsi lahan perkotaan telah menyebabkan tampilan kota di Jepang tak jauh berbeda dari kota besar Asia lainnya.
Karena lahan perkotaan telah telanjur disesaki bangunan, maka sasaran perolehan sel-sel hijau daun beralih pada hamparan atap datar gedung-gedung yang justru lebih banyak dibanjiri cahaya matahari. Sebenarnya gerakan atap hijau telah muncul di Jepang sejak awal abad ke-20 melalui konsep eco-roof, tetapi sifat pengembangannya masih ekstensif. Atap hijau jenis ini ditandai struktur atap beton konvensional dengan biaya dan perawatan taman relatif murah karena penghijauan atap hanya mengandalkan tanaman perdu dengan lapisan tanah tipis. (lebih…)
Komentar Terbaru